Saya akan bercerita kepada kalian kawan. Tentang kuliner Padang yang telah mengingatkanku pada seseorang yang sangat berarti bagiku, dan beliau ialah ibuk. Siang itu saya sedang pulang dari kampus. Perutku yang semenjak pagi sama sekali belum terisi sebutir nasi tiba-tiba terasa nyeri dan timbul suara kemerucuk. Ingin segara saya belokkan montorku kewarung nasi tapi masalahnya uang yang saya punya ketika itu hanyalah tiga lembar seratus ribuan. Kalau saya beli di warung kecil niscaya tidak ada kembaliannya. Akhirnya saya putuskan untuk singgah diwarung Padang.
Kawan sumpah seumur hidup gres pertama kali ini saya makan di warung padang. Bukan alasannya ialah bapak dan ibuk tidak mau mengajakku, tapi di Trenggalek memang sangat jarang ditemui warung Padang. Hari itu semua rasa penasaranku akan nikmatnya kuliner Padang akan segara terjawab.
Aku pesan ayam panggang dengan sayur daun ketela tak lupa saya suruh untuk ditambahkan kuah lodho kesukaanku. Saat pelayan membawakan kuliner pesananku terciumlah busuk sedap yang saya rasa sudah sangat familiar di hidungku. Hemb... baunya memang sedap. Karena sudah tak sabar, saya lahap kuliner Padang itu. Sesuap demi sesuap saya mencicipi gambaran rasa yang sangat kental dengan bumbu kuliner yang setiap hari dimasak oleh ibuk. Dan barulah saya menyadari kalo selama ini saya punya seorang ibu yang mahir dalam memasak. Memang selama saya tinggal dimalang nafsu makanku tidak setinggi ketika saya bersama keluarga di Trenggalek. Ini niscaya alasannya ialah kuliner ibuk yang sangat lezat.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi: