Loading...

√ Daya Dukung (Carrying Capacity)


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) daya dukung ialah faktor-faktor pendukung di dalam kehidupan. Sedangkan berdasarkan Astra dan Gunawan (2012) yang dimaksud dengan daya dukung diartikan sebagai kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan insan dan mahluk lain.  Sehingga sanggup disimpulkan bahwa daya dukung merupakan kapasitas atau kemampuan lahan yang berupa lingkungan untuk mendukung kehidupan insan dan makhluk hidup lainnya.
Daya dukung (carrying capacity) lahan pertanian mempunyai keanekaragaman yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (baik tanah, air, udara, suhu, ketinggian tempat, dan cahaya) serta faktor jenis tumbuhan yang dibudidayakan di lahan tersebut dalam upaya perjuangan pertaniannya.

Daya dukung (Carrying capacity) pada tumbuhan pangan
            Di Indonesia matapencaharian penduduknya sebagian besar ialah petani. Selain itu berbanding lurus dengan masakan pokok penduduk Indonesia yang sebagian besar ialah beras. Hal ini yang menjadikan untuk memenuhi kebutuhan beras tersebut, petani juga secara besar-besaran menanam tumbuhan padi dengan sistem monokultur secara intensif. Intensif baik dalam pengelolaan lahan, tanaman, maupun intensif untuk memberantas hama dan penyakit. Hal ini yang kuat etrhadap daya dukung dari lahan tersebut terhadap produksi (output) yang dihasilkan.
Menurut Badan Pusat Statistik dalam info resminya No.59/09/Th. XV, 3 Sepetember 2012 mengenai perkembangan nilai tukar petani, harga produsen gabah, dan upah buruh diketahui bahwa perkembangan harga produsen gabah pada bulan Agustus 2012 menurun. Untuk Gabah Kering Panen (GKP) menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Menurun sebesar 0,60% dengan harga Rp. 3.862,113 per kilogram pada petani. Sedangkan harga jual pada penggilingan menurun sampai 0,73% dengan harga sebesar Rp. 3.929,02 per kg. Sedangkan untuk Gabah Kering Giling (GKG) pada petani menurun mencapai 1,05% dengan harga Rp. 4.377,74 per kilogram dan pada penggilingan menurun 0,80% dengan harga Rp. 4.452,91 per kilogram. Harga tersebut diambil dari rata-rata harga gabah di seluruh wilayah Indonesia.
Menurunnya harga gabah tersebut diakibatkan kualitas gabah. Berdasarkan Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH), mutu gabah hasil panen yang diperjualbelikan oleh petani selama Agustus 2012 umumnya sedikit terjadi penurunan. Tercatat masing-masing kualiatas gabah kering panen (GKP) KA ialah 18,98% dan KH sebesar 4,97%. Sedangkan pada gabah kering giling (GKG) rata-rata KA sebesar 12,68% dan KH sebesar 2,06%.
Dapat diketahui dari penjelasan-penjelasan di atas bahwa daya dukung lahan pertanian dalam budidaya tumbuhan pangan ibarat yang dicontohkan di atas ialah pada tumbuhan padi di Indonesia mulai mengalami penurunan.
Daya dukung lingkungan terhadap tumbuhan padi ialah sebagai berikut; Padi sanggup tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin kuat pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7. Pengelolaan lahan secara ringan sanggup dilakukan ibarat pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.

Daya dukung tumbuhan hortikultura
Daya dukung lingkungan terhadap tumbuhan hortikultura sanggup dicontohkan dengan tumbuhan apel. Syarat tumbuh tumbuhan apel berdasarkan Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang (2012) ialah sebagai berikut;
Iklim
1) Curah hujan yang ideal ialah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150 hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan berair ialah 6-7 bulan dan bulan kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi dikala berbunga akan menjadikan bunga gugur sehingga tidak sanggup menjadi buah.
2) Tanaman apel membutuhkan cahaya matahari yang cukup antara 50-60% setiap harinya, terutama pada dikala pembungaan.
3) Suhu yang sesuai berkisar antara 16-27 derajat C.
4) Kelembaban udara yang dikehendaki tumbuhan apel sekitar 75-85%.

Media Tanam
1) Tanaman apel tumbuh dengan baik pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, perembesan air, dan porositas baik, sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara dan kemampuan menyimpanan airnya optimal.
2) Tanah yang cocok ialah Latosol, Andosol dan Regosol.
3) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tumbuhan apel ialah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan ialah air tersedia.
4) Dalam pertumbuhannya tumbuhan apel membutuhkan kandungan air tanah yang cukup.
5) Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman, sehingga jikalau masih memungkinkan dibentuk terasering maka tanah masih layak ditanami.

Ketinggian Tempat
Tanaman apel sanggup tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. Dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.

Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Persiapan yang dibutuhkan ialah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, memilih kebutuhan tenaga kerja, materi paralatan dan biaya yang diperlukan.
2) Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan cara mencangkul tanah sekaligus membersihkan sisa-sisa tumbuhan yang masih tertinggal.
3) Pembentukan Bedengan
Pada tumbuhan apel bedeng hampir tidak diperlukan, tetapi hanya peninggian alur penanaman.
Dapat disimpulkan bahwa apabila syarat-syarat tumbuh tumbuhan apel yang dijabarkan di atas tidak terpenuhi maka tumbuhan apel sanggup kurang sehat sehingga produksinya menurun. Apabila terjadi pengolahan secara intensif pada lahan maka juga akan berdampak pada ketersediaan unsurhara di dalam tanah. Karena pembalikan tanah sanggup berdampak pada hilangnya unsurhara yang seharusnya tersedia dalam tanah dalam waktu cukup usang akan hilang. Selain itu pemupukan juga perlu dilakukan apabila tanah memang membutuhkan dan kekurangan unsur hara tersebut.

Dampak negatif dan aspek teknologi untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul akhir menurunnya carrying capacity
Sejarah dari pertanian di Indonesia yang mengalami perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Dengan diawali sistem pertanian tradisional dan kini ini menuju pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Intensifikasi pertanian di lahan yang selama ini dipakai untuk pertanian tradisional, ladang berpindah atau bentuk pertanian extensif lainnya membutuhkan pengetahuan yang cukup mengenai sifat- sifat tanah (fisik, kimia, biologi) serta faktor–faktor lahan lain yang diperlukan. Dengan demikian penggunaan lahan yang sempurna ialah langkah pertama dalam praktek pertanian modern, penerapan teknik konservasi tanah dan air yang memadai, dan perencanaan penggunaan lahan yang baik.
Namun akhir dari pertanian intensif yang dilakukan sebelumnya baik pada masa pertanian tradisional maupun pada dikala “Revolusi Hijau” berdampak pada daya dukung dari lahan menjadi berkurang.
Penggunaan lahan yang sempurna ialah langkah pertama dalam praktek pertanian modern, penerapan teknik konservasi tanah dan air yang memadai dan perencanaan penggunaan lahan/tata ruang yang baik. Penggunaan lahan yang sempurna ialah salah satu kepingan dari konservasi tanah dan air yang merupakan penempatan setiap bidang tanah pada penggunaan yang sesuai dengan kemampuannya dan memperlakukannya sesuai syarat-syarat yang diperlukan, sehingga tanah tersebut tidak rusak dan sanggup menjamin produktivitas yang tinggi secara lestari.
Dampak dari penggunaan teknologi-teknologi modern sanggup menghipnotis daya dukung lahan dalam penggunaan bercocok tanam. Karena teknologi-teknologi modern sanggup merusak sifat fisik tanah dan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Hal lainnya yang sanggup menghipnotis lingkungan ialah penggunaan pestisida secara tidak bijak sehingga sanggup mencemari lingkungan baik udara, air maupun tanahnya. Hal ini yang menjadi hambatan dalam proses pendayagunaan lahan secara maksimal.
Solusi yang sanggup dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan terhadap tumbuhan budidaya ialah dengan cara meminimalisir input dari luar (pupuk, bibit, maupun pestisida) dan mengurangi pengolahan tanah yang kini ini sangat intensif. Sistem pertanian tersebut sanggup diterapkan dengan jalan sistem pertanian berlanjut.


Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: