Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan penerima didik yang berlangsung di dalam kelas. Lebih lanjutnya Winkel (1995: 36) menyatakan bahwa mencar ilmu merupakan suatu kegiatan mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Lebih lanjut, Oemar Hamalik (2001: 36) menyatakan bahwa mencar ilmu yakni modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
![]() |
Pentingnya Peningkatan Pembelajaran Menulis di Sekolah |
Menurut Oemar Hamalik, 2001 proses Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, materil, fasilitas, perlengkapan, dan mekanisme yang saling menghipnotis tujuan pembelajaran” Tujuan pembelajaran yang dimaksud yakni perubahan tingkah laris tentunya ke arah yang lebih baik. Pembicaraan ihwal pembelajaran atau pengajaran tidak bisa dipisahkan dari istilah kurikulum dan pengertiannya.. sehingga keduanya mempunyai hubungan tidak sanggup dipisahkan dan dahami sebagai berikut: pengajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi)kurikulum, atau pengajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya. Mengenai peristilahan dan makna dari sudut bahasa, pengajaran berarti perihal mengajarkan sesuatu. Kata pengajaran menyiratkan adanya orang yang tugasnya mengajar, di sekolah umumnya disebut guru. Pengajaran lebih luas pengertiannya daripada mengajar(teaching). Kita sanggup menyimpulkan kalau proses Pengajaran merupakan sebagai suatu proses, buah atau balasannya yakni mencar ilmu (learning), yaitu terjadinya kejadian mencar ilmu di dalam diri siswa. Peristiwa mencar ilmu pada siswa ini memberikan adanya sikap, minat, perhatian, perasaan, percaya diri dan lainnya sebagainya.
Jika kita mengacu Istilah pembelajaran ke egala daya upaya bagaimana menciptakan seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya kejadian mencar ilmu di dalam diri orang tersebut. remaja ini istilah Pembelajaran diperkenalkan sebagai pengganti istilah pengajaran, meskipun kedua istilah itu sering dipakai bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Pembelajaran mengandung makna kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau seni administrasi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Didasarkan pada citra yang dipaparkan di atas, maka pembelajaran pada hakikatnya ialah pelaksanaan dari kurikulum sekolah untuk memberikan isi atau materi mata pelajaran tertentu kepada siswa dengan segala daya upaya, sehingga siswa sanggup memberikan kegiatan belajar. Satu hal yang harus dipahami kalau pendidikan harus mengacu kepada kurikulum yang ada dikala menyusun perangkat pembelajaran menyerupai Pada tahun 2004 yang diberlakukan yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan kemudian pada tahun 2006 dirubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sekrang berubah lagi ke kosep Kurikulum K.13 untuk itu semoga proses pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar, maka diharapkan persiapan yang matang bagi seorang pendidik sebelum melaksanakan proses pembelajaran menulis yang didasarkan atas kurikulum yang digunakan
Hakikat Pembelajaran Menulis
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Menurut Tarigan (1983: 1) keterampilan berbahasa meliputi 4 segi yaitu menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speacking Skill), Membaca (Reading Skill), dan Menulis (Writing Skill). Menulis merupakan kegiatan melahirkanpikiran dan perasaan. Menulis juga sanggup diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. “Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif” (Tarigan 1982: 4). Adapun tujuan dari proses kegiatan menulis adalh untuk mengungkapkan fakta, pesan perilaku dan isi pikiran secara terang dan efektif kepada para pembacanya. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan ihwal materi kebahasaan saja, tetapi juga materi kesastraan. Kedua materi tersebut direncanakan dan menerima serpihan yang sama sehingga pengajarannya juga harus seimbang. Sebagi misalnya dalam pembelajaran menulis cerpen, secara tidak pribadi materi pembelajaran menulis cerpen merupakan satu kesatuan dari materi kebahasaan dan materi sastra.
(Baca Konsep Pembelajaran Menulis dan Tahapan-Tahapannya)
(Baca Pengertian Cerpen dan Struktur Penulisannya)
Pembelajaran menulis di sekolah diakui masih sangat minim dan kurang aktraktif. Pembelajaran menulis di sekolah sering dianaktirikan. Pembelajaran menulis dianggap tidak penting, menghabiskan waktu, dan tidak sanggup mendongkrak nilai ujian nasional. Sebab, soal-soal yang terkait dengan materi mengarang mapun menulis dalam ujian nasional dirasa sangat sedikit. Pada hal ada hal penting yang harus dipahami dibalik menulis, Menulis yakni kegiatan yang memberdayakan diri sendiri dan orang lain, alasannya yakni ide, pemikiran, hal baru, sejarah, ataupun dongeng sanggup disampaikan kepada orang lain secara lebih luas melalui media goresan pena yang ada. Kesempatan besar untuk membuatkan inspirasi dan pemikiran perlu didukung dengan kemampuan menuliskan dan memberikan dalam bentuk goresan pena secara baik dan benar. Yang pada pada dasarnya inspirasi yang disampikan/ditulis diharap sanggup ditangkap, dan dimengerti oleh audiens yang dikehendaki atau dituju. Ide dan pemikiran yang dicurahkan dalam goresan pena perlu ditetapkan tujuannya, baik tujuan menulis, dan kepada siapa goresan pena ini ditujukan. Dengan demikian, penggunaan bahasa, istilah, dan inspirasi yang akan disampaikan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Lebih lanjut kita sanggup pahami kalau proses Pembelajaran mengandung makna sebagai kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode atau seni administrasi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sehingga dalam pembelajaran menulis ini berarti kegiatan yang dilakukan meliputi memilih, menetapkan, dan mengembangkan sebuah karangan baik karangan kebahasaan maupun karangan sastra menyerupai cerpen. Pembelajaran menulis cerpen menurut kurikulum KTSP tingkatan sekolah atas pada Semester 1 meliputi 2 kompetensi dasar yaitu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen dan menulis karangan menurut kehidupan diri sendiri dalam cerpen. Untuk itu sebagai pendidik kita dituntut untuk terus sanggup melaksanakan banyak sekali macam penemuan yang sanggup meningkatkan motivasi anak dalam mengikiti proses mencar ilmu menulis sehingga anak akan kedepan bisa mengembangkan inspirasi ide yang cermerlang yang sanggup meningkatkan kemajuan baik di sektor pendidikan ataupun pembangunan bangsa kedepan. Bukan malah terbawa oleh pemikiran yang tidak mementingkan pemebalajaran menulis sehingga sedikit mengabaikannya dengan alasan mengejar ketuntasan UN sehingga materi lain lebih di utamakan dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi: