Data Hasil Praktikum
Tuliskan hasil pengamatan jumlah sel memakai Haemacytometer (Data Kelas)
Tuliskan kesimpulan yang anda peroleh pada praktikum ini!
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan ini
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Sumber http://velahumaira.blogspot.com (Data ini ialah data 25 kotak besar)
a. Saccaharomyces cerevisiae 24 jam
No. Petak | Jumlah sel | No. petak | Jumlah sel |
1. | 29 | 14. | 14 |
2. | 21 | 15. | 17 |
3. | 10 | 16. | 16 |
4. | 11 | 17. | 19 |
5. | 33 | 18. | 13 |
6. | 10 | 19. | 10 |
7. | 14 | 20. | 11 |
8. | 31 | 21. | 16 |
9. | 16 | 22. | 10 |
10. | 18 | 23. | 11 |
11. | 15 | 24. | 14 |
12. | 16 | 25. | 18 |
13. | 16 |
b. Saccaharomyces cerevisiae 48 jam
No. Petak | Jumlah sel | No. petak | Jumlah sel |
1. | 12 | 14. | 9 |
2. | 9 | 15. | 7 |
3. | 13 | 16. | 7 |
4. | 3 | 17. | 17 |
5. | 9 | 18. | 9 |
6. | 7 | 19. | 9 |
7. | 10 | 20. | 12 |
8. | 12 | 21. | 7 |
9. | 13 | 22. | 12 |
10. | 7 | 23. | 15 |
11. | 14 | 24. | 9 |
12. | 3 | 25. | 10 |
13. | 7 |
Hitunglah rata-rata jumlah sel serta jumlah sel dalam bahan/ml.
Bahas data yang anda peroleh
Teknik enumerasi eksklusif ialah metode yang sanggup dipakai untuk menghitung mikroba atau sel yang tampak secara eksklusif memakai alat haemasitometer dengan pertolongan mikroskop. Dari data hasil percobaan yang telah diperoleh, pada Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 24 jam, dilihat kepadatan mikroba dengan haemositometer dan mikroskop dengan perbesaran lemah 100x, alasannya ialah jumlah mikroba terlalu padat atau banyak maka dilakukan pengenceran 10-1. Kemudian diamati lagi memakai haemositometer dan mikroskop dengan perbesaran lemah 100x, ternyata jumlah mikroba tidak terlalu padat dan memungkinkan untuk dihitung. Selanjutnya dilakukan perbesaran sedang 400x dan mulai menghitung jumlah sel yang ada pada tiap petak yang telah ditentukan. Dengan kedalaman petak 0.1 mm, luas petak 0,04 mm2 dan faktor pengenceran 10-1, diperoleh jumlah sel sebanyak 409 sel dari 25 petak. Setiap petak terdiri dari jumlah mikroba yang berbeda-beda. Kemudian dihitung rata-rata sel dan diperoleh hasil 16,36. Selanjutnya dihitung jumlah sel per ml memakai rumus , dan diperoleh hasil 409 x 105 sel per ml. Percobaan selanjutnya ialah dengan Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 48 jam, dilihat kepadatan mikroba dengan haemositometer dan mikroskop dengan perbesaran lemah 100x, alasannya ialah jumlah mikroba terlalu padat atau banyak maka dilakukan pengenceran 10-1. Kemudian diamati lagi memakai haemositometer dan mikroskop dengan perbesaran lemah 100x, ternyata jumlah mikroba tidak terlalu padat dan memungkinkan untuk dihitung. Selanjutnya dilakukan perbesaran sedang 400x dan mulai menghitung jumlah sel yang ada pada tiap petak yang telah ditentukan. Dengan kedalaman petak 0.1 mm, luas petak 0,04 mm2 dan faktor pengenceran 10-1, diperoleh jumlah sel sebanyak 242 sel dari 25 petak. Setiap petak terdiri dari jumlah mikroba yang berbeda-beda. Kemudian dihitung rata-rata sel dan diperoleh hasil 9,68. Selanjutnya dihitung jumlah sel per ml memakai rumus dan diperoleh hasil 242 x 105 sel per ml.
Dari kedua data tersebut sanggup dibandingkan bahwa Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 24 jam menghasilkan jumlah sel sebanyak 409 x 105 sel per ml dan Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 48 jam menghasilkan jumlah sel sebanyak 242 x 105 sel per ml. Hal ini menunjukkan bahwa Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 24 jam menghasilkan jumlah sel per ml yang lebih banyak dibandingkan Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 48 jam. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa jumlah basil yang ada pada Saccaharomyces cerevisiae yang berumur lebih usang akan menghasilkan jumlah sel per ml yang lebih banyak pula alasannya ialah basil semakin usang selalu membelah (Schlegel, 2004). Kesalahan yang terjadi dimungkinkan alasannya ialah adanya kesalahan dari pengamat pada dikala menghitung jumlah sel basil tiap petak, keadaan diri dan lingkungan yang kurang aseptis.
Teknik enumerasi eksklusif ini merupakan metode untuk menghitung jumlah sel mikroba secara eksklusif memakai haemasitometer dengan pertolongan mikroskop. Tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui dan menghitung jumlah sel yeast yang telah diinkubasi selama 24 jam dan 48 jam, sehingga sanggup diketahui jumlah sel Saccaharomyces cerevisiae per ml.
Dari data hasil percobaan diatas, sanggup disimpulkan bahwa Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 24 jam menghasilkan jumlah sel sebanyak 409 x 105 sel per ml lebih banyak dari Saccaharomyces cerevisiae yang berumur 24 jam yang hanya menghasilkan jumlah sel sebanyak 242 x 105 sel per ml. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, kesalahan yang terjadi dimungkinkan alasannya ialah adanya kesalahan dari pengamat pada dikala menghitung jumlah sel basil tiap petak, keadaan diri dan lingkungan yang kurang aseptis.
Sebutkan kelebihan dan kelemahan dalam penghitungan mikroba memakai haemocytometer!
Kelebihan :
1. Cepat dalam menghasilkan data,
2. Data dan jumlah sel sanggup diketahui dikala itu juga sesudah dihitung memakai rumus
3. Hemat biaya
Kekurangan :
1. Tidak sanggup membedakan sel yang hidup dan sel yang mati
2. Data yang dihasilkan tidak akurat alasannya ialah setiap pengamat mempunyai keterbatasan dalam mengamati dan menghitung jumlah sel
3. Diperlukan alat yang lebih canggih untuk menghitung jumlah sel
(Waluyo, 2004).
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam laporan ini
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Buat lebih berguna, kongsi: