Oleh: dr. Gamal Albinsaid
“Jangan katakan pada orang mimpimu, tunjukkan pada mereka, bekerjalah dalam membisu dan biarkan kesuksesan menjadi suaramu”
Bismillahirrahmanirrahim….
Pada tahun 1960 terdapat sebuah penelitian marshmallow, tatkala sekelompok anak diberikan 1 permen dan mereka dijanjikan akan mendapat permen lebih kalau sedikit bersabar menunda makan permen. Apa yang terjadi? Sebagian besar dari meraka tak bisa bersabar sejenak untuk mencicipi lebih banyak permen. Kemudian lahirlah sebuah teori delaying gratification, kemampuan kita untuk secara sukarela mengatur siklus kenyamanan dan ketidaknyamanan sedemikian rupa sehingga kita sanggup bersabar dalam ketidaknyamanan “sebentar” untuk dapat menikmati kenyamanan yang “lebih lama”
Bagi saya teori ini sudah diajarkan 1.400 tahun yang lalu, ketika kita diperintahkan berpuasa. Sadarkah kita buka puasa begitu enak dibanding makan malam pada umumnya alasannya ialah diawali tak makan sepanjang hari. Teori ini bisa dipakai pada bidang apapun, menjadi pengusaha ialah orang yang mau melaksanakan sesuatu yang orang lain tak mau lakukan untuk mencicipi sesuatu yang orang lain tak bisa rasakan. Beragama juga demikian, ketika ingin masuk nirwana kita diminta berdiri jam 4 pagi, salat tahajud, pria salat Subuh ke masjid, berzikir, berbakti pada orang tua, mempetahankan kejujuran, mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk kebaikan. Kita diminta mencicipi ketidaknyamanan sehingga bisa mencicipi kenyamanan lebih nan tepat di kemudian hari. Jika kita melaksanakan yang orang lain tidak mau lakukan, maka kita akan mendapat yang orang lain tidak bisa dapatkan. Kemenangan itu manja, ia harus dijemput dengan kebenaran dalam cara dan kesabaran dalam perjuangan. Dengan ini, kita bisa mengakibatkan impian membahagiakan keluarga menjadi motivasi yang besar lengan berkuasa dan mendorong kita kerja keras. If you don't have what you want, Work Harder!
Wama ladzatu illa ba'da ta'ab… tidak ada kenikmatan kecuali sehabis kepayahan…
Tidak ada keberhasilan di masa bau tanah yang didapatkan dengan kesenangan di masa muda…
Bukankah keberhasilan akan lebih bagus dan menyenangkan tatkala diawali dengan usaha yang lebih keras….
Mana yang kau pilih…lahir dari keluarga kaya, hidup bermanja-manja, bersenang-senang, bermalam-malasan… atau lahir dari keluarga sederhana, bekerja keras dengan tangan dan kaki sendiri, kemudian mencapai keberhasilan yang mengagumkan nan memesona…
Jika kita sudah bekerja dengan penuh keikhlasan dan kerja keras, kemudian apa ada lagi yang lebih berarti?
Masa depanmu ditentukan oleh bagaimana kau menghabiskan waktumu setiap hari. Ingatlah, bahwa tanda baiknya seseorang, ia meninggalkan apa yang tak berkhasiat baginya. Oleh alasannya ialah itu, tumbuhkan rasa bersalah kalau kita memakai waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Bayangkanlah setiap hari ialah hari terakhirmu, maka engkau akan penuh hormat dengan waktu. Teruslah bergerak...teruslah bergerak...teruslah bergerak...dan kita akan menjadi pusaran yang menarik kebaikan-kebaikan tiba kepada kita.
Banyak pekerjaan tidak akan berhasil di tangan orang-orang pintar, tapi ia akan berhasil di tangan pekerja keras. Saya sering menemukan orang andal yang gagal, saya temukan banyak diantara mereka kikir untuk bekerja keras dan tidak menyukai tantangan. Kapal yang berlabuh di pelabuhan itu memang aman, tapi bukan itu tujuan dibuatnya kapal. Nikmatilah tantangan, alasannya ialah disanalah orang hebat, orang tangguh, dan orang besar lengan berkuasa dibesarkan. So, don't limit your challange, challange your limit. Lakukan pekerjaan pada puncak kemampuanmu” (HR. Bukhori dan Muslim).
“Teruslah bergerak...teruslah bergerak...teruslah bergerak...dan kita akan menjadi pusaran yang menarik kebaikan-kebaikan tiba kepada kita.”
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Wama ladzatu illa ba'da ta'ab… tidak ada kenikmatan kecuali sehabis kepayahan…
Tidak ada keberhasilan di masa bau tanah yang didapatkan dengan kesenangan di masa muda…
Bukankah keberhasilan akan lebih bagus dan menyenangkan tatkala diawali dengan usaha yang lebih keras….
Mana yang kau pilih…lahir dari keluarga kaya, hidup bermanja-manja, bersenang-senang, bermalam-malasan… atau lahir dari keluarga sederhana, bekerja keras dengan tangan dan kaki sendiri, kemudian mencapai keberhasilan yang mengagumkan nan memesona…
Jika kita sudah bekerja dengan penuh keikhlasan dan kerja keras, kemudian apa ada lagi yang lebih berarti?
Masa depanmu ditentukan oleh bagaimana kau menghabiskan waktumu setiap hari. Ingatlah, bahwa tanda baiknya seseorang, ia meninggalkan apa yang tak berkhasiat baginya. Oleh alasannya ialah itu, tumbuhkan rasa bersalah kalau kita memakai waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Bayangkanlah setiap hari ialah hari terakhirmu, maka engkau akan penuh hormat dengan waktu. Teruslah bergerak...teruslah bergerak...teruslah bergerak...dan kita akan menjadi pusaran yang menarik kebaikan-kebaikan tiba kepada kita.
Banyak pekerjaan tidak akan berhasil di tangan orang-orang pintar, tapi ia akan berhasil di tangan pekerja keras. Saya sering menemukan orang andal yang gagal, saya temukan banyak diantara mereka kikir untuk bekerja keras dan tidak menyukai tantangan. Kapal yang berlabuh di pelabuhan itu memang aman, tapi bukan itu tujuan dibuatnya kapal. Nikmatilah tantangan, alasannya ialah disanalah orang hebat, orang tangguh, dan orang besar lengan berkuasa dibesarkan. So, don't limit your challange, challange your limit. Lakukan pekerjaan pada puncak kemampuanmu” (HR. Bukhori dan Muslim).
“Teruslah bergerak...teruslah bergerak...teruslah bergerak...dan kita akan menjadi pusaran yang menarik kebaikan-kebaikan tiba kepada kita.”
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi: