Loading...

√ 30 Pola Majas Anafora Dan Pengertian (Terlengkap)

Apa yang dimaksud dengan majas anafora? Pada kesempatan ini akan diuraikan pengertian dan teladan majas anafora. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, cuilan ihwal majas yaitu salah satu bahan yang paling sering dipelajari, baik ditingkat SD, SMP, SMA, hingga sekolah tinggi tinggi. Dari sekian banyak teladan majas yang ada, salah satunya yaitu majas anafora yang menjadi pembahasan kita kali ini. Bersama-sama dengan efifora, mesodiplosis, anadiplosis, epanalepsis, dan simploke, majas ini masuk ke dalam kelompok majas repetisi. Majas ini banyak ditemukan penerapannya dalam bentuk kalimat dan puisi.

Pengertian Majas Anafora

Dari segi bahasa, kata "anafora" sanggup ditemukan dalam bahasa Yunani Kuno "anaphore" yang mempunyai arti "pengulangan tempat". Dari segi istilah, kata anafora didefinisikan sebagai salah satu gaya bahasa yang dicirikan oleh pengulangan kata-kata pertama dari sebuah baris kalimat. Keraf mendefisinikan anafora sebagai repetisi yang berbentuk pengulangan kata pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya. Sedangkan Ratna, mendefinisikan Anafora sebagai kata atau kelompok kata yang diulang pada baris berikutnya. Jadi, anafora yaitu perulangan kata pertama yang sama pada kalimat berikutnya. Umumnya, majas ini ditemukan penggunaannya dalam puisi.

Contoh Majas Anafora dalam Puisi

Berikut ini yaitu beberapa teladan puisi yang didalamnya sanggup ditemukan penggunaan majas anafora:
Wahai penguasa, belum genap setahun engkau memimpin, namun belum banyak hal yang kamu lakukan! 
Wahai penguasa, namun kenapa perintahmu bagai tali kencang di leher kami! 
Wahai penguasa, apakah engkau ingat dengan janji-janjimu? 
Wahai penguasa, apakah engkau masih mengingatnya? 
Wahai penguasa, kemudian kemanakah seribu kesepakatan yang kamu umbar itu? 
Wahai penguasa, apa yang engkau sudah lakukan kini! 
Wahai penguasa, jawab aku! 
Wahai penguasa, bagaimana nasib kami, si rakyat kecil! 
Wahai penguasa, kenaikan semua harga-harga ini, menyerupai malaikat ajal yang siap merenggut nyawa kami! 

Wahai penguasa, kami tidak bisa menghidupi keluarga! 
Wahai penguasa, saya sebelumnya percaya padamu! 
Wahai penguasa, namun kenyataannya sekarang engkau malah berpihak pada mereka! 
Wahai penguasa, apa yang terjadi pada dirimu? 
Wahai penguasa, jangan engkau nodai kepercayaan kami! 
Wahai penguasa, kami percayakan masa depan negeri ini di bawah nahkodamu! 
Wahai penguasa, kami percaya engkaulah singa di gurun pasir! 
Wahai penguasa, penuhilah janjimu itu dan abaikanlah mereka! 
Wahai penguasa, kami siap untuk selalu mendukungmu melawan mereka!

Contoh puisi lainnya yang memakai majas anafora:

Untukmu Ibu, sembilan bulan kamu mengandung,
Untukmu Ibu, menahan perih memangku beban,
Untukmu Ibu, bukan dosa yang kamu pangku wahai ibu,
Untukmu Ibu, onggokan daging karunia sang pencipta,
Untukmu Ibu, air mata pernah berlinang,
Untukmu Ibu, meski ku tak tahu itu kapan,
Untukmu Ibu, punggukmu yang mulai renta,
Untukmu Ibu, lelah menimang daku dalam kandungan,
Untukmu Ibu, maaf bu,
Untukmu Ibu, demi dewa kan kubaktikan hidupku tuk engkau.
Jakarta Ibukota Indonesia, terlihat glamor namun terjarah,
Jakarta Ibukota Indonesia, teriakan dari lantai tanah mengemis mencari nafkah,
Jakarta Ibukota Indonesia, kawasan istimewa makhluk serakah,
Jakarta Ibukota Indonesia, rakyat jelata mengemban asa untuk bernafas di ibukota,
Jakarta Ibukota Indonesia, wajah Indonesia yang karam tak dikenal namun menyiksa,
Jakarta Ibukota Indonesia, hingga kapan kamu bangun terinjak-injak harga diri,
Jakarta Ibukota Indonesia, hingga kapan kami terzholimi tuhaaan,
Jakarta Ibukota Indonesia, hidup tersiksa mati pun ku enggan,

Contoh Majas Anafora dalam Kalimat

 Pada kesempatan ini akan diuraikan pengertian dan teladan majas anafora √ 30 Contoh Majas Anafora dan Pengertian (Terlengkap)

Baca Juga:
Selain dalam bentuk puisi, majas anafora sanggup juga ditemukan penggunaannya dalam baris kalimat berikut ini: 
  1. Aku sangat bahagia, Aku sangat bangga.
  2. Giliran jelas mereka jalan, giliran membisu mereka berhenti
  3. Kami rindu jawaban-jawaban hebatnya, kami rindu kata-kata cerdasnya, kami rindu melihatnya berdebat dengan guru
  4. Ada kemauan, ada jalan.
  5. Seribu kali gagal, seribu kali mencoba lagi
  6. Tak ada gunung yang tak sanggup didaki, tak ada jurang yang tak sanggup dituruni.
  7. Utang emas sanggup dibayar, utang kebijaksanaan dibawa mati
  8. Kemana kamu pergi, kemana kamu membawanya, kemana ku carikan dirimu. 
  9. Meski lelah saya tetap mencari, meski sulit saya tetap memberi, meski tak diberi saya terus mencari. 
  10. Dibalik kata ada makna, dibalik makna ada maksud, dibalik maksud ada hasrat. 
  11. Tahukah engkau betapa saya mengenalmu, tahukah engkau betapa saya menyayangimu, tahukah engkau betapa saya sangat mencintaimu. 
  12. Cintamu yaitu anugerah, cintamu yaitu petaka, cintamu yaitu dua sisi koin. 
  13. Memberi tidak harus kaya, memberi tidak harus berada, memberi dengan hati
  14. Kini semua telah berubah, kini semua semakin mudah, kini semua semakin terarah. 
  15. BBM naik, harga pangan naik. BBM naik, rakyat menjerit. BBM naik di kala harga minyak dunia turun.
  16. Pesonamu tak lagi seindah yang dulu. Pesonamu sekarang semakin memudar. Pesonamu kelam bagai di telan badai. 
  17. Indahnya dunia membuatku terlena, indahnya dunia membuatku lupa, indahnya dunia nyatanya hanya sementara. 
  18. Bunga itu indah, bunga itu wangi, bunga itu menjadi incaran banyak kolektor di tahun ini.
  19. Uang jajan saya yang berikan, uang makan saya juga yang tanggung.
  20. Setiap hari saya menunggu, setiap hari saya kawatir, setiap hari saya penuh dengan rasa takut akan keselamatannya di jalan.
  21. Tarif sms naik, tarif telepon naik, dan tarif internet juga naik, saya resah memenuhi kebutuhanku sendiri.
  22. Memberi tak harus menunggu kaya, memberi tak harus menunggu ada harta, dan memberi tak harus alasannya yaitu ada yang meminta, tapi alasannya yaitu memang kita harus saling memberi satu sama lain.
  23. Suara itu saya rindu, suara itu terus terliang ditelingaku, suara itu bunyi ibuku.
  24. Aku memandang sang bulan dalam angan, Aku tak sanggup melepas rinduku padanya.
  25. Belajar merupakan acara insani, Belajar tidak mengenal batas usia 
Demikianlah uraian ihwal 30 Contoh Majas Anafora dan Pengertian (Terlengkap), agar bermanfaat. 

Sumber http://www.ilmusiana.com
Buat lebih berguna, kongsi: