Siapa sih yang gak tau negara Jepang? Negara yang film animasinya selalu menjadi favorit kita ini memang merupakan salah satu negara paling maju di Asia. Banyak produk dengan merk Jepang yang selalu kita gunakan sehari-hari ibarat merek mobil, hingga sepeda motor. Selain itu, film animasi hingga live action Jepang pun selalu menjadi hiburan yang ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya.
Selain kemajuan teknologinya, Jepang memang identik dengan film-film yang berbau dewasa. Bahkan mereka bisa dengan santainya menayangkan permainan yang mengandung unsur cukup umur di program televisi. Bukan hanya itu, Jepang juga dikenal sebagai salah satu negara dengan pelaku bunuh diri paling banyak didunia. Selama ini kita hanya mendengar sisi negatif yang ada di Jepang saja tanpa mengetahui kalau ternyata Jepang juga mempunyai banyak sisi ataupun budaya positif yang bisa kita tiru. Kira-kira apa ya budaya dan kebiasaan positif orang Jepang yang bisa kita tiru? Nah berikut ulasannya, check it out guys!
1. Time is money
photo via : kids.britannica.com
Tak ibarat di Indonesia yang kebanyakan jam karet, Orang-orang Jepang justru sangat menghargai waktu. Bagi orang Jepang, waktu ialah uang sehingga mereka akan berusaha melaksanakan apapun tepat pada waktunya. Disiplin waktu ialah prioritas mereka, jadi tak heran ketika kau berada di negara tersebut, kau akan melihat orang-orang berjalan dengan sangat cepat. Hal itu membuktikan kalau mereka tidak mau menghabiskan waktu mereka lantaran cara berjalan yang lambat dan membuat mereka terlambat hingga tujuan.
2. Pandai mengelola keuangan
photo via : www.livetradingnews.com
Walaupun Jepang menyediakan banyak tempat untuk para wisatawan bershoping ria, namun masyarakat Jepang sendiri rata-rata tak suka menghabiskan uang mereka untuk hal-hal yang tak mempunyai kegunaan bagi mereka. Hidup di negara dengan kebutuhan hidup yang tinggi membuat mereka lebih suka menabung daripada membeli keperluan yang tak terlalu penting. Mereka cerdik mengatur keuangan mereka sehingga kebutuhan mereka sanggup terpenuhi dengan baik setiap harinya. Bahkan para gelandangan di Jepang punya cukup uang untuk membeli kuliner yang layak untuk kesehatan mereka. Itu berarti, rata-rata masyarakat Jepang sangat cerdik dalam berhemat dan mengatur keuangan mereka.
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:600px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3133381919"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
Itulah sebabnya, tingkat pengemis di Jepang sangat rendah, kalaupun ada, palingan hanya tunawisma yang menjadi gelandangan. Namun jangan salah, para tunawisma atau gelandangan di Jepang bahkan bisa membeli kuliner di restoran lho! Sangat berbeda dengan di Indonesia bukan? Bahkan orang Indonesia yang bekerja saja jarang-jarang bisa makan di restoran.
3. Mandiri dari kecil
photo via : http://kellylxx.blogspot.com/
Salah satu perbedaan yang terlihat terperinci dari Indonesia dan Jepang ialah cara mendidik anak. Walaupun Indonesia juga sangat memperhatikan cara mendidik anak yang baik, namun masyarakat Jepang punya cara tersendiri untuk mendidik anak mereka. Anak-anak di Jepang sudah dididik dan dilatih untuk bisa hidup sanggup bangun diatas kaki sendiri walaupun umur mereka masih dibilang anak-anak. Anak-anak diusia prasekolah dilatih untuk mengambil kuliner dan makan dengan tangan sendiri hingga merapikan peralatan makannya sendiri. Anak-anak SD di Jepang sudah dilatih untuk menyiapkan hingga membawa peralatan sekolah sendiri dan berangkat sekolah sendiri walaupun harus memakai kereta atau tranportasi umum lainnya. Kaprikornus jangan heran ketika kau berkunjung ke Jepang, kau akan melihat belum dewasa SD yang menumpang kereta sendirian tanpa ditemani orang tua.
Setelah lulus Sekolah Menengan Atas dan masuk kuliah, hampir sebagian besar remaja di Jepang tidak meminta biaya kepada orang bau tanah mereka. Mahasiswa mengandalkan kerja part time untuk biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka meminjam uang ke orang bau tanah yang nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya. Menginjak usia dewasa, dari usia 25 tahun ke atas walaupun belum menikah, rata-rata orang Jepang akan meninggalkan rumah orang bau tanah dan mulai hidup sanggup bangun diatas kaki sendiri sepenuhnya.
4. Tak kenal istilah traktir mentraktir
photo via : democraticunderground.com
Nah guys, tampaknya berteman dengan orang Jepang sangat menguntungkan lho, lantaran ketika kau ulang tahun, mereka tidak akan menuntut traktiran dari kamu. Kenapa? Karena masyarakat Jepang rata-rata tidak kenal dengan istilah traktir mentraktir guys. Mungkin salah satu alasannya lantaran mereka sudah terbiasa untuk hidup mandiri, jadi jangan heran kalau mereka lebih cenderung membayar keperluannya sendiri daripada mengandalkan seseorang.
Perlu kalian ketahui juga guys, hal ini juga berlaku pada mereka yang berstatus pacaran. Pasalnya, pasangan kekasih di Jepang ketika sedang kencan atau jalan-jalan juga akan membayar tagihan mereka sendiri-sendiri guys! Gak ada kata traktiran kayak pasangan kekasih di Indonesia yang ceweknya pengen ditraktir trus sama cowoknya. Iya gak?
5. Bukan pecandu gadget
photo via : onedio.com
Sudah tak perlu diragukan lagi kalau Negara Jepang ialah negara dengan kemajuan teknologi yang sangat mutakhir termasuk produk gadgetnya. Ada banyak produk smartphone buatan Jepang yang tak kalah berkualitas dari merek smartphone lainnya, ibarat Sony, Sharp hingga Panasonic. Tapi guys, walaupun populer dengan teknologinya yang canggih, namun rata-rata masyarakat Jepang tidak terlalu memanfaatkan gadget dalam segala situasi lho. Sekolah-sekolah di Jepang pun rata-rata melarang muridnya membawa ponsel ke sekolah. Selain bertujuan semoga bisa lebih fokus mendapatkan pelajaran, hal ini juga menghapuskan perbedaan antar kelas sosial siswa. Kaprikornus gak ada namanya si miskin dan si kaya di sekolah.
6. Minat membaca yang sangat tinggi
photo via : duwun.com
Salah satu alasan kenapa Jepang bisa maju, mungkin lantaran penduduknya yang rajin membaca. Dari belum dewasa hingga kakek-kakek di Jepang masih gemar membaca, mau itu dari koran, buku, komik, novel, artikel yang dibaca melalui smartphone dll. Bagi mereka dengan membaca mereka akan menerima pengetahuan dan wawasan yang luas. Dan mereka menganggap pengetahuan ialah nomor satu, jadi jangan heran, disetiap sudut Jepang baik ditransportasi umum hingga taman, kalian akan menemukan orang-orang yang sedang membaca. Wah patut ditiru nih guys!
7. Menghargai proses
photo via : www.japantimes.co.jp
Salah satu kebiasaan positif orang Jepang satu ini juga harus ditiru oleh Indonesia dan negara lainnya. Masyarat Jepang sangat menghargai proses. Mereka tidak selalu mengharapkan hasil yang sempurna, namun mereka cenderung memperhatikan proses yang benar dan sempurna. Semua yang mereka inginkan harus dicapai dengan usaha dan kerja keras juga. Mereka tidak suka dengan istilah keberhasilan yang instan, yang cenderung mengandalkan kekuasaan atau uang. Bagi mereka, semua orang mempunyai hak yang sama. Dan seseorang harus bekerja keras untuk mendapatkan hak yang telah mereka perjuangkan. Misalnya untuk mendapatkan juara 1 di kelas, maka siswa harus rajin berguru dan berlatih menjawab soal-soal mata pelajaran secara terus menerus hingga peringkat pertama ada digenggamannya. Begitupula kalau ingin menjadi pemain sepak bola yang profesional, seseorang harus berlatih keras untuk mencapainya.
8. Memiliki loyalitas yang tinggi
photo via : chinadaily.com
Orang-orang Jepang populer mempunyai loyalitas yang tinggi. Dalam hidupnya mereka hanya bekerja pada satu atau dua tempat saja hingga mereka pensiun nanti. Jika mereka sudah terikat dengan sebuah pekerjaan, mereka akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan totalitas. Bahkan kalau pekerjaan mereka mengharuskan mereka tidak tidur semalam suntuk mereka akan tetap melakukannya. Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Mereka akan setia mengabdi kepada atasan yang sudah dipilihnya. Sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Pasalnya rata-rata honor di perusahaan-perusahaan Jepang relatif sama.
9. Tidak banyak ngobrol ketika bekerja
photo via : www.tofugu.com
Karena mempunyai rasa loyalitas yang tinggi, rata-rata masyarakat Jepang enggan untuk berbicara dengan temannya ketika jam kantor masih aktif. Mereka akan bercakap-cakap ketika jam istirahat ataupun ketika jam kantor telah usai. Mereka akan fokus dengan pekerjaan mereka tanpa mengobrolkan hal yang tidak penting ketika mereka bekerja. Kaprikornus bisa dibilang kalau orang Jepang ketika bekerja itu “Talk Less Do More” atau tidak kebanyakan ngomong. Beda ya dengan negara Indonesia yang kebanyakan “No Action Talk more”.
10. Memiliki semangat pantang mengalah dan pekerja keras
photo via : http://majalah1000guru.net
Orang Jepang sangat populer dengan pekerja keras. Mungkin lantaran mereka sangat menghargai yang namanya proses, makanya sudah menjadi kebiasaan orang Jepang untuk melaksanakan sesuatu dengan kerja keras. Mereka akan tetap semangat melaksanakan kewajiban mereka. Bahkan para orang bau tanah akan bahagia ketika belum dewasa mereka mengikuti les pemanis hingga malam menjelang. Begitupun dengan para pelajar di Jepang. Mereka akan dengan bahagia hati menyempatkan waktu mereka untuk berguru sebelum tidur, padahal sebelumnya mereka telah mengikuti les pemanis hingga malam hari. Begitupun dengan orang-orang yang telah bekerja. Mereka akan bekerja keras semoga pekerjaan mereka menyentuh kata sempurna. Lembur dan membawa pulang pekerjaan kantor ke rumah ialah hal yang biasa bagi pegawai di Jepang.
11. Selalu berinovasi dan berimprovisasi
photo via : kirajzolodik.wordpress.com
Jepang populer dengan kemajuan teknologinya yang canggih, alasannya ialah Jepang memegang teguh prinsip keishan yang berarti kreatif, inovatif, dan produktif. Hal inilah yang menimbulkan orang-orang Jepang tidak takut untuk mengeluarkan karya yang unik, kreatif dan berbeda dari yang lain. Bahkan Jepang negara pertama yang mempunyai mesin penjual benda-benda lain selain minuman kaleng. Dari mesin penjual sayuran, daging, mie ramen yang telah siap dimakan, hingga mesin penjual pakaian dalam bisa kalian temukan di Jepang.
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:250px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3892123021"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
Selain itu, Jepang juga membuat Assistant Robt (AR), robot yang bisa mengerjakan sejumlah pekerjaan rumah tangga ibarat mengepel, menyapu, mencuci, dan merapikan serta membersihkan dapur. Selain Assistant Robt (AR) masih banyak lagi robot-robot canggih yang diciptakan untuk membantu insan dalam kehidupan sehari-hari. Orang Jepang selalu melaksanakan improvisasi dan penemuan dalam hidupnya, baik dalam karier maupun yang lainnya. Kaprikornus tak heran kalau Jepang menjadi salah satu negara maju yang ada didunia ini.
12. Percaya diri dengan bahasa sendiri
photo via : nipponclub.net
Orang Jepang memang populer tidak terlalu cerdik dalam berbahasa Inggris. Itu lantaran mereka sangat menjunjung tinggi bahasa lokalnya. Bahkan istilah-istilah dalam bahasa Inggris kerap di katakan dengan logat Jepang, sehingga lahir istilah Japanglish yang artinya bahasa Inggris yang di Jepangkan. Namun hal itu justru menjadi salah satu kelebihan Jepang. Kaprikornus gak heran kalau orang-orang yang ingin berkunjung ke Jepang minimal harus mengerti istilah-istilah umum dalam bahasa Jepang. Kebanyakan wisatawan ajaib yang berkunjung ke Jepang harus menyesuaikan bahasa mereka dengan orang Jepang. Mereka tidak terlalu memerlukan bahasa Inggris dan tidak takut tidak bisa bahasa Inggris lantaran mereka menjunjung tinggi Bahasa Ibunya dan mereka percaya diri dengan bahasa tempat mereka.
13. Mengutamakan kesehatan
photo via : followmetoeatla.blogspot.com
Walaupun rata-rata orang Jepang itu sibuk, namun mereka tetap menjaga kesehatan dan kondisi tubuh lho guys! Karena hal itu, banyak kuliner khas Jepang yang disajikan mentah atau setengah matang, ibarat sushi, shasimi dan lain-lainnya. Mereka percaya kuliner mentah mempunyai kadar gizi yang lebih tinggi. Mereka sangat suka dengan kuliner laut, ibarat ikan dan lobster lantaran mengandung zat antioksidan dan asam lemak omega 3 yang baik untuk kecerdasan. Selain kuliner mentah, orang Jepang juga sangat mengidolakan sayuran lantaran mengandung banyak vitamin yang diharapkan tubuh. Itu sebabnya pada bento atau lunch box khas Jepang kau akan melihat banyak sayuran daripada daging. Orang Jepang juga sangat menyukai yogurt, acar, dan tofu. Karena di dalam kuliner tersebut terkandung isoflavon yang tinggi yang bisa membantu daya tahan tubuh.
14. Disiplin dan taat peraturan
Apakah kalian merasa anej kenapa setiap jalan di Jepang bahkan hingga jalan kecilnya mempunyai zebra cross? Itu lantaran Jepang sangat menjunjung tinggi yang namanya disiplin di kemudian lintas dan taat akan peraturan. Orang Jepang lebih bahagia berjalan lebih jauh untuk memakai jembatan penyebrang atau memakai zebra cross untuk menyebrang jalan daripada mengganggu pengemudi dengan memotong jalur di tengah jalan raya. Orang Jepang mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap peraturan termasuk untuk urusan mengantre. Mereka sanggup mengatur antrian sendiri dengan tertib tanpa ada garis pengatur. Bagi masyarakat Jepang, melanggar antrian ialah hal memalukan. Wah, kapan ya masyarakat Indonesia bisa ibarat ini kalau ngantre sembako ya guys?
15. Mencintai tradisi dan budaya
photo via : http://aldianews.com
Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat masyarakat Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya wanita yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup dalam masyarakat Jepang hingga ketika ini. Budaya minta maaf masih menjadi spontanitas bagi orang Jepang. Selain itu, Jepang populer sebagai negara yang menjunjung tinggi budaya. Festival-festival warisan nenek moyang masih dijalankan hingga ketika ini. Hal ini juga menjadi salah satu alasan kenapa orang Jepang tidak fasih dalam bahasa Ingris meskipun mereka mempelajarinya. Penyebabnya tidak lain lantaran mereka sangat menghormati budaya lokal dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan berpegang teguh untuk menyayangi segala sesuatu yang berada di negaranya, Jepang berhasil membuat negara lain terkesima dan mengikuti sopan santun Jepang tersebut. Kaprikornus jangan heran kenapa kita orang Indonesia suka dengan sengaja dan telah terpola mencari kuliner Jepang dan mengunjungi pameran Jepang di Indonesia bahkan tiba dengan memakai yukata. Padahal masyarakat Jepang belum tentu mau dengan sengaja mencari kuliner Indonesia di negaranya bahkan memakai pakaian khas negara lain. Itu lantaran mereka sangat menyayangi budaya dan produk lokal mereka sendiri guys!
16. Menjaga kebersihan
photo via : scroll.in/
Hampir setiap sudut di negara Jepang terlihat higienis dan rapi. Masyarakat Jepang punya kebiasaan selalu membuang sampah ditempatnya bahkan ketika mereka berada jauh dari tempat sampah. Bagi masyarakat Jepang, kebersihan sangatlah penting lantaran dengan lingkungan yang higienis akan membuat rasa nyaman, rasa nyaman akan membuat acara menjadi lebih gampang dan ringan. Dan dengan menjaga kebersihan tingkat berkembangnya virus penyakit mrnjadi rendah jadi terciptalah lingkungan yang sehat. Selain itu, membuang sampah sembarangan di Jepang juga termasuk tindak kriminal dan membuat aib negara. Bahkan di Jepang orang yang membuang sampah sembarangan akan dipidana dan dipenjara. Wah berbeda ya dengan di Indonesia? Bahkan kasus masyarakat Indonesia yang membuang sampah di kali saja masih banyak.
17. Lebih menentukan transportasi umum daripada kendaraan pribadi
photo via : creativehobby.store
Berbeda dengan di Indonesia yang hampir setiap kota-kota besarnya selalu mengalami kemacetan, Jepang justru bisa dikatakan sebagai negara dengan tingkat kemacetan yang rendah. Hampir tidak pernah ada jalanan yang macet di negara tersebut. Itu lantaran penduduk Jepang lebih menentukan memakai transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Itu lantaran mahalnya biaya parkir bahkan rata-rata per-jamnya mematok Rp. 72.000 untuk setiap kendaraan.
Selain itu biaya pajak kendaraan beroda empat dan biaya membuat SIM juga sangat mahal. Pasalnya untuk mendapatkan lisensi mengemudi di Jepang sangatlah membutuhkan usaha yang besar. Mereka harus melalui serangkaian ujian mengemudi yang pribadi dipraktikkan di jalan raya. Kesalahan kecilpun sanggup membuat mereka gagal. Selain sulitnya ujian biayanya pun tidak main-main, lantaran sebelum sanggup mengikuti ujian SIM, mereka harus mempunyai akta kelulusan dari tempat kursus mengemudi terlebih dahulu dan membutuhkan biaya sekitar Rp. 24 juta – Rp. 36 juta. Maka dari itu, penduduk Jepang lebih cenderung memakai transportasi umum daripada mengendarai mobil. Hal ini juga menjadi salah satu cara pemerintah untuk mengurangi kemacetan di negaranya. Dan itu terbukti akurat guys!
18. Tidak berisik ketika di dalam transportasi umum
photo via : livejapan.com
Walaupun dijam-jam tertentu kereta di Jepang selalu padat dan penuh, namun para penumpang di Jepang tetap saling menghargai guys! Menghargai disini maksudnya dengan tidak membuat penumpang lain merasa terganggu dengan bunyi berisik ketika sedang mengobrol. Jika kau memakai bus atau kereta umum di Jepang, kalian akan mendapatkan kesunyian didalamnya. Para penumpang di Jepang lebih bahagia menyibukkan dirinya dengan membaca. Kalaupun ada yang berbincang, pastinya memakai bunyi yang rendah atau tidak terlalu keras. Ini lantaran para penumpang mencoba menghargai kenyamanan masing-masing penumpang.
19. Berjalan kaki ialah prioritas utama ketika berpergian
photo via : www.businessinsider.com
Negara Jepang memang populer sebagai negara pejalan kaki. Mau kemanapun rata-rata dari mereka selalu berjalan kaki. Bahkan untuk berangkat ke sekolah ataupun bekerja mereka akan berjalan kaki terlebih dahulu untuk mencapai terminal terdekat sebelum memakai transportasi umum untuk menuju tempat tempat tujuannya. Bahkan mereka bisa berjalan kaki lebih dari 6 ribu langkah per harinya. Kaprikornus gak heran kalau orang Jepang itu selalu sehat, bukan hanya dari makanan, namun mereka juga secara tidak pribadi selalu berolahraga dengan berjalan kaki. Wah beda banget sama orang Indonesia ya? Bahkan untuk membeli sabun di toko klontong depan gang aja bisa naik motor. Iya gak?
20. Memiliki rasa aib yang tinggi
photo via : www.japantimes.co.jp
Malu ialah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Mereka selalu merasa aib kalau melaksanakan suatu kesalahan. Bagi masyarakat Jepang, melaksanakan sesuatu yang salah terutama bila melanggar peraturan, seolah ibarat menanggung aib seberat 1 ton. Hal ini bisa dilihat dari cara mereka mengantre dengan tertib, memutar jalan lebih jauh untuk menyebrang tepat di zebra cross dan banyak sekali hal lainnya yang semata-mata lantaran mereka merasa aib untuk melanggar peraturan tersebut. Mereka aib terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi janji umum. Bahkan ada beberapa kasus para pejabat negara yang mengundurkan diri lantaran aib tertangkap tangan melaksanakan korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.
21. Menjunjung tinggi sopan santun
photo via : yepesblog.wordpress.com
Masyarakat Jepang populer dengan perilaku sopan santunnya. Mereka selalu menghormati orang yang lebih bau tanah dari mereka. Bahkan mereka mempunyai cara tersendiri ketika makan dan minum dengan orang yang lebih bau tanah dan dihormati. Bahkan di Jepang kalau kau ingin buang angin, kau harus keluar terlebih dahulu atau mencari tempat sepi yang tidak diketahui orang lain. Jika kau buang angin sembarangan mereka akan menganggap kau tidak sopan dan mempunyai etika yang buruk.
22. Pandai kerjasama dalam tim
photo via : jurongwestsec.moe.edu.sg
Jepang memang populer dengan orang-orangnya yang cerdik dan pintar, namun sifat-sifat itu tidak membuat mereka egois dengan sudut pandangan masing-masing. Ketika bekerja secara tim, masyarakat Jepang tidak menilai secara individual, malah lebih fokus pada kepentingan bersama. Mereka lebih mengutamakan kekompakakan dalam bekerja sama dengan tim dan saling membantu.
Nah itu ia guys banyak sekali kebiasaan dan budaya positif di Jepang yang patut untuk kita teladan dan tiru khususnya untuk problem ketertiban dan kebersihan.
Sumber http://blogunik.com