Loading...

√ Cara Yang Sempurna Memerankan Drama Dalam Pembelajaran

Cara Yang Tepat Memerankan Drama Dalam Pembelajaran. Sebuah naskah drama sebaiknya sanggup dipentaskan meskipun  ada juga naskah drama yang tidak sanggup dipentaskan. Menurut Endaswara (2005:197-204) dalam mementaskan naskah drama ada tiga tahapan yang harus dilakukan yaitu:

(1) Tahapan Penyajian yang Diharapkan

Pada tahap ini yang terpenting yaitu  tim yang akan mementaskan drama harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari pementasan tersebut gres kemudian menyusun draft aktivitas dari awal hingga pementasan. Menurut Hoa Nio (dalam Endaswara, 2005:199) mengemukakan bahwa ada dua tahapan besar yaitu:
Cara Yang Tepat Memerankan Drama Dalam Pembelajaran √ Cara Yang Tepat Memerankan Drama Dalam Pembelajaran
Cara Yang Tepat Memerankan Drama Dalam Pembelajaran
(a) Persiapan, mengumpulkan naskah drama sesuai dengan minat, kemampuan, rangsangan dan tingkat kesukaran bahasa;
(b) Kegiatan dalam kelas yang meliputi: (1) penjelajahan (perkenalan) dengan drama dengan menciptakan pertanyaan sehari-hari yang terkait dengan drama yang akan diapresiasi, dan disertai diskusi kecil perihal “apa yang akan diharapkan” subjek didik dari kehidupan tokoh dalam drama tersebut, membaca dalam hati, menonton pertunjukan baik sobat sendiri maupun pertunjukan profesional, (2) interpretasi pertanyaan diskusi dengan pertanyaan menggali (subjek didik diminta membandingkan pendapatnya sendiri dengan apa yang dibaca dalam drama, pertanyaan terkait dengan tema, plot, pelaku, etika dan menganalisis simpulan dongeng drama), 
(c) rekreasi (pembagian peran, pagelaran, evaluasi, latihan ulangan dan pagelaran), 
(d) teknik training apresiasi drama.
(Baca Metode Membaca Naskah Drama Dalam Pembelajaran)

Selanjutnya, berbeda dengan Moody (dalam Endaswara, 2005:200) mengemukakan bahwa:

(1) pelacakan pendahuluan, mengemukakan pusaran kemenarikan drama yang akan disajikan, alasan-alasan drama itu disajikan; 
(2) penentuan perilaku praktis, menjelaskan keistimewaan drama, kekuatan drama yang akan disajikan; 
(3) intoduksi, mengenalkan struktur drama, menanyakan bila subjek didik telah mengenalnya; 
(4) penyajian, berapa pementasan, membaca naskah, verbal drama; 
(5) diskusi, membicarakan pementasan, kenikmatan, kekurangan, kelebihan dan lain-lain; 
(6) pengukuhan, melaporkan pementasan, menulis dialog, menciptakan adegan, mencari cerpen atau novel yang sanggup diubah dengan bentuk drama; 
(7) diskusi lanjutan, diskusi mendalam hingga ke tingkat sosio psikologis, filsafat, religius dan memperagakan; 
(8) praktek percobaan, bermain peran, menirukan adegan; 
(9) latihan pengucapan dialog, latihan dinamik suara, vokal berat-sedang-ringan; 
(10) akting dan 
(11) pementasan drama.

Susunan draft sebuah pementasan sanggup diubahsuaikan berdasarkan kesepakatam tim yang terlibat dalam pementasan itu dan kebutuhan yang diharapkan oleh anggota tim. Jika ada hal-hal yang dianggap tidak perlu sanggup dihilangkan. 

(2) Tahap  Memahami Anatomi Drama

Di samping naskah dan bintang film drama sebuah pementasan akan terkait dengan sutradara. Dia yaitu figur penentu dalam pementasan. Menurut Endraswara (2005:202) seorang sutradara seharusnya mempunyai banyak sekali hal antara lain: 

(a) Daya imajinasi: kemampuan menghidupkan tokoh (manusia imajiner) menjadi berpribadi, berkarakter dan berpandangan hidup; 
(b) Kepekaan: menafsirkan secara masuk akal terhadap naskah;
(c) Vitalitas: memotivasi pelaku semaksimal mungkin;
(d) Kreativitas: mempunyai trik-trik unik, menarik, spontanitas dan 
(e) Sutradara sebaiknya tidak menjadi pelaku biar semakin leluasa menggarap pementasan.

Tata panggung dalam pementasan drama yang digunakan baik di kelas maupun di luar kelas sanggup berbentuk melingkar, setengah melingkar,  jembatan dan segi empat. Tata panggung tidak harus glamor sanggup juga dengan memanfaatkan sesuatu  yang berada di sekitar subjek didik yang penting bisa mendukung pementasan secara keseluruhan.
Unsur lain yang penting dalam drama yaitu kostum. Kostum sering dilupakan oleh subjek didik. Apalagi, drama tersebut merupakan pementasan kecil di kelas padahal  kostum gres menjadi sebuah instrumen penting yang sanggup membantu penonton  supaya ada ciri langsung dari sebuah kiprah dan  agar terperinci kekerabatan antar pemain. Kostum seharusnya bisa mereter kisahan dongeng yang melukiskan waktu dan ruang.
Selain yang disebutkkan di atas masih ada unsur lain dalam mementaskan sebuah drama secara utuh seperti: tata rias, pencahayaan dan musik. Kesemua unsur ini tidak digunakan dalam pementasan kelas namun sanggup digunakan dalam pementasan sekolah  di simpulan tahun. 

(3) Tahap Ekspresi Dalam Pengajaran Drama

Sebelum berlatih verbal drama yang akan dipentaskan di depan kelas, di sekolah atau di gedung pertemuan perlu memahami perihal sutradara, pemain (aktor), penonton, panggung dan dongeng (naskah). Beberapa unsur ini akan sangat memilih keberhasilan verbal drama tanpa memahami unsur-unsur pendukung ini  pengajaran drama secara ekspresif akan kesulitan.
Untuk melatih verbal  maka diharapkan seorang sutradara biar sanggup mereter kemampuan aktor. Sutradara tidak harus seorang pengajar bahkan subjek didik pun ada baiknya dilatih menjadi sutradara.  Ia akan memilih warna pementasan alasannya yaitu melalui tangannya naskah yang mentah akan diolah.  Dia juga yang akan menjadi  penentu (decission) dalam pementasan.  Setiap pemain harus tunduk kepada sutradara. Jika ada pemain yang merasa super (primadona) sering mengintervensi sutradara sehingga pementasan akan gaduh dengan sendirinya. Baru kemudian melaksanakan  latihan ekspresi. Latihan-latihan yang perlu dilakukan dalam pengajaran verbal drama berdasarkan Endraswara (2005:204) yaitu sebagai berikut: 

(a) Latihan fisik (ucapan, pernafasan, vokal);
(b) Latihan psikis (penjiwaan);
(c) Penyesuaian naskah (mempelajari naskah sesuai dengan tugasnya);
(d) Latihan pemanggungan: bloking, gerak, akting dan
(e) Latihan memberi pesan : biar drama tidak sekedar “cerita” pemain perlu memberi bobot lewat dialog, lewat kata-kata (monolog)


Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: