Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, dan Mengembangkan). Pembelajaran menulis dongeng pendek (cerpen) penting bagi siswa alasannya cerpen sanggup dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Dari hasil observasi kita sanggup disimpulkan bahwa kondisi sekolah sangat mempengaruhi proses balajar mengajar di kelas.
![]() |
Pembelajaran Menulis Cerpen Dengan Strategi 3M |
Namun, kondisi tersebut bisa diatasi apabila guru bisa membuat pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai salah satu cara yang bisa kita dilakukan ialah dengan merencanakan taktik pembelajaran yang menarik bagi penerima didik. Berdasarkan pertimbangantersebut, penulis berusaha untuk memperlihatkan alternatif dalam melalukan taktik pembelajaran menulis yang novatif dan kreatif dengan memanfaatkan kemudahan yang ada di sekolah.
Strategi pembelajaran tersebut dikembangkan dari taktik copy the master. Strategi copy the master merupakan sebuah taktik yang diturunkan dari pendekatan menulis terpimpin, kontekstual, model, dan proses. Sementara itu, ungkapan copy master tersebut berasal dari pemikiran orang china sebagaimana yang diutarakan Ismail Marahhimin (2004: 20) bahwa konon pada zaman dahulu di China, orang yang ingin menjadi pelukis akan diberikan lukisan yang sudah jadi dan baik. Bisaanya lukisan yang dibentuk oleh sang master, yaitu orang yang jago melukis atau pelukis terkenal. Sang calon pelukis disuruh melukis dengan menggandakan model lukisan yang disediakan. Dengan cara yang demikian ini, calon pelukis balasannya bisa melukis sendiri, dan mulai menemukan bentuk khas sesuai dengan kepribadiaannya. Dan taktik pembelajaran yang demikian yang dinamakan copy the master, yang artinya menggandakan lukisan sang ahli.
Proses tersebut sanggup pula berlaku pada bidang lain termasuk pembelajaran menulis. Ismail Marahimin (2004: 21) juga menyatakan bahwa copy the master dalam pembelajaran menulis merupakan model yang paling disukai banyak penulis. Pimikiran/Ide ini diperkuat oleh pendapat bahwa taktik copy the master ialah jenis taktik yang gampang alasannya bersahabat sangat dengan penulis sendiri. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan copy the master juga mengalami pengembangan. Copy the master selanjutnya oleh Ismail Marahimin dikembangkan menjadi taktik 3M (meniru, mengolah, mengembangkan). Namun demikian, copy the master mempunyai perbedaan dengan stategi 3M meskipun Strategi 3M merupakan taktik hasil pengembangan taktik copy the master. Perbedaan tersebut terletak pada proses yang berkelanjutan pada taktik 3M yaitu proses mengolah dan mengembangkan, sementara pada copy the master calon penulis hanya diberi kesempatan untuk menggandakan hingga sang penulis bisa menggandakan goresan pena yang dijadikan model.
Kelebihan dari Strategi 3M ialah model yang akan ditiru ini tidak hanya terbatas pada jenis peniruan lateral, akan tetapi ada tahap perbaikannya. Tahap peniruan hingga dengan perbaikan inilah yang menonjol dalam jenis penggunaan taktik tersebut. Pada prinsipnya, jenis taktik ini menuntut dilakukannya latihan-latihan sesuai dengan model yang ditawarkannya.jenis taktik 3M ini melalui tiga tahapap, yakni tahap meniru, mengolah dan mengembangkan. Pada tahapan menggandakan diisi dengan kegiatan membaca bacaan, mengidentifikasi bacaan, selanjutnya menyadur hasil dari bacaan tersebut. Dari hasil saduran tersebut akan diolah pada bab tokoh dan alur. Hasil dari olahan tersebut kemudian dikembangkan lagi dalam bentuk monolog, dialog, dan komentar pengarang, dan hal inilah yang menjadi kelebihan pada taktik 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan). Strategi ini mengedepankan proses yang sesuai dengan kemampuan siswa. Selain itu kreativitas siswa juga dikembangkan pada tahap yang ketiga yaitu tahap mengembangkan.
Jakob Sumardjo (2001: 91) menyatakan bahwa yang menjadi kriteria cerpen yang akan dijadikan model yaitu: (1) Cerpen tersebut harus bersahabat dengan calon penulis, dalam artian cerpen harus menarik perhatian calon penulis; (2) cerpen tersebut merupakan suatu kesatuan bentuk, utuh, manunggal, dan mengandung arti. Sama ibarat hanya pada taktik copy the master, taktik 3M juga terdapat beberapa pendekatan yang menjadi latar belakang filofisnya. Ismail Marahimin (2004: 30) menyatakan bahwa pendekatan yang menjadi latar belakang filosofis metode 3M tersebut antara lain:
1) Pendekatan Menulis Terpimpin
Pendekatan menulis terpimpin merupakan pendekatan yang memulai pembelajaran dari hal-hal yang gampang dan sederhana yang sesuai dengan minat siswa. Keunggulan yang terdapat pada pendekatan menulis terpimpin ialah membuat siswa menulis dengan mudah.
Depdiknas ( dalam Arnita, 2007) menyatakan bahwa pendekatan menulis terpimpin ialah proses pembelajaran yang dimulai dari ha-hal yang sederhana, bersahabat dengan lingkungan serta sanggup menarik minat siswa sehingga siswa sanggup menuntaskan tulisannya dengan mudah.
2) Pendekatan Kontekstual
Jenis pendekatan Kontekstual merupakan konsep berguru yang sanggup membantu pendidik untuk mengaitkan bahan yang diajarkan dengan situasi dunia kasatmata penerima didik yang akan mendorong siswa membuat korelasi antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota dari masyarakat tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa acara menulis akan lebih bermakna bila dilakukan dengan berorientasi pada tujuan.
Tujuan menulis ialah memberikan apa yang ada dalam gagasannya kepada pembaca. Dengan demikian pembelajaran menulis yang dilakukan akan lebih alamiah alasannya siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Akhirnya sanggup ditarik kesimpulan bahwa taktik pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil (Depdiknas, 2002: 1).
3) Pendekatan Analisis Model
Pendekatan analisis model mengasumsikan bahwa keterampilan menulis berafiliasi erat dengan membaca. Menurut Stephen D. Krasen (dalam Hernowo, 2004: 11) menyatakan bahwa hasil riset denga terang memperlihatkan bahwa orang berguru menulis lewat membaca. Sehingga kemampuan menulis seseorang dipengaruhi oleh banyaknya wawasan yang diperoleh dari proses ia membaca.
Hal tersebut merupakan sebuah penguatan atas apa yang dicetuskan Ismail Marahimin (2004: 21) yang menyatakan bahwa pembelajaran menulis haruslah mencontoh tulisan-tulisan bermutu sebagai model untuk ditiru. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya membaca sebagai langkah awal untuk menulis.
4) Pendekatan Proses
Menurut Siswandi (2006: 7) dalam menulis seseorang dituntut pengalaman, waktu, latihan, kesempatan, pengajaran pribadi dan keterampilan khusus. ”Pendekatan proses sanggup diartikan sebagai wawasan pengembangan keterampilan-keterampilan sosial, intelektual, dan fisik yang bersumber dari kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa tersebut” (Moejiono dan Dimyati, 1991: 14).
Secara garis besar terdapat tiga tahap yang harus dilalui bila seseorang hendak menulis, yaitu: (1) tahap perencanaan; (2) tahap penuangan; dan (3) tahap peninjuauan. Dalam penerapan di kelas, siswa akan dituntun oleh guru untuk berlatih melalui proses menulis tahap demi tahap, sehingga mereka merasa bila proses itu diikuti dan akan menghasilkan goresan pena yang baik.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi: