Loading...

√ Penyesalan Di Pintu Kubur (Sebuah Refleksi Hakikat Kehidupan)

PENYESALAN DI PINTU KUBUR (SEBUAH REFLEKSI HAKIKAT KEHIDUPAN). Penyesalan biasanya terlalu tiba terlambat, tapi kalau sendainya penyesalan tersebut masih bisa kita perbaiki maka itu tidak begitu terpengaruh pada diri kita, apalagi kalau kita mempunyai perilaku qanaah. Namun lain halnya kalau sebuah penyesalan itu tiba dikala kita berada di-pintu kubur, maka penyesalan itu sudah tidak berarti sama sekali, alasannya ialah kita tidak akan pernah bisa memperbaikinya lagi apa lagi untuk minta di-hidupkan kedua kali didunia ini. 

 Penyesalan biasanya terlalu tiba terlambat √ Penyesalan Di Pintu Kubur (Sebuah Refleksi Hakikat Kehidupan)
Pintu Menuju Alam Barzah
Penyesalan dipintu kubur merupakan penyesalan yang amat mendalam dirasakan bagi jiwa-jiwa yang selama ini hidupnya tidak pernah menjalani tuntunanan/aturan Allah dan rasul-Nya. Penyesalan itu tidak akan membawa sebuah perubahan apa-apa pada diri kita terhadap tanggapan yang akan kita terima selama di alam kubur sebagai refleksi/cerminanan dari tindak-tanduk kita kita selama hidup di dunia. Lain halnya bagi jiwa-jiwa yang berbahagia (yang dalam hidupnya melaksanakan semua tuntunanan Allah dan rasul-Nya) mereka akan sangat senang dan besar hati berada di alam kubur lantaran penuh dengan banyak sekali kenikmatan yang diterima sebagai tanggapan dari amal baiknya selama hidup didunia. Tapi disini saya hanya akan menunjukan sebuah penyesalan bagi jiwa-jiwa yang hidupnya tidak melaksanakan tuntunan Allah dan Rasulnya selama hidup didunia.

Jenis penderitaan yang akan kita jalani/terima di-alam kubur semua itu tergantung dari apa yang telah kita lakukan selama didunia ini, coba bayangkan penderitaan itu akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Makanya banyak ulama menyampaikan kalau orang yang tersiksa di alam kubur akan meminta supaya qiamat dipercepat oleh Allah, ini semua merupakan sebuah seruan yang didasarkan oleh ketidak mampuan mereka dalam mendapatkan balasan/azab di alam kubur. Kita tahu gotong royong azab di-alam kubur merupakan sebuah permulaan dari azab yang lebih sadis lagi di yaumil akhirat. Dan salah satu hadist dari Baginda Rasulullah Saw, dia menyampaikan kalau kuburan itu ialah sebuah lobang dari lobang neraka, dan juga sebuah lobang dari sebuah lobang syurga. Pederitaan dikubur itu digambarkan masih merupakan sebuah lobang coba bayangkan kalau yang sebenarya di neraka nanti, Na’uzubillahi minzalik

Maka dari itu cobalah untuk sedikit merenungi tetantang hakikat hidup kita sebagai orang islam hidup didunia ini, selama masih ada waktu yang tersedia untuk memperbaiki diri kita dari kelemahan-kelemahan yang kita lakukan. Kita harus menyakini kalau dunia ini ialah sebuah persinggahan dari sebuah perjalanan yang sangat panjang. Makara sebagai sebuah persinggahan terperinci kita akan melewti beberapa tahapan lagi supaya kita bisa hingga di tujuan perjalan kita yaitu yaumil akhir. Jangan pernah menyayangi dunia ini dengan berlebihan sehingga menciptakan kita terlanan dan terpana dan melupakan akan adanya alam kubur dan yaumil mahsyar. Disini bukan berarti kita dihentikan boleh hidup senang dan glamor tetapi buatlah kemewahan itu sebagai salah satu amalan kita diakhirat nanati dengan menyantuni dan membatu orang lain. Kita melihat kalau terkadang kita sebagi insan melupakan segala yang sudah Allah tetapakan bagi orang islam sebagai tuntunan hidupnya, dimana sebahagian dari kita akan malakukan segala hal untuk memenuhi ambisi dunianya sehingga mengabaikan semua tuntunan Allah dan rasul-Nya. Bahkan pada tingkatan yang lebih tinggi lagi mereka tidak segan-segan melaksanakan tindakan tercela dan berpura-pura baik dihadapan umat padahal mereka lebih bejat dari yang lainnya. 

Kalau kita berpikir logis sebagai insan kita akan diminta pertanggung jawaban oleh yang maha pencipta nantinya, jadi untuk apa kita melaksanakan semua hal tersebut apakah kita berpikir kalau problem darul abadi bisa kita urus nanti [seperti kita mengurus pembebasan aturan kita pada hakim dikala bersalah], he he he, jangan berpernah berpikir demikian lantaran untuk ukuran kecanggihan teknolohi yang ada diduia ini belum seberapa kalau dibadingkan dengan kecanggihan teknologi yang dimiki oleh Allah Swt. Yang terperinci apapun yang kita lakukan selama kita hidup di-dunia ini akan diminta pertanggung jawabanya meskipun sebesar zarrah (atom).

Maka dari itu, diwaktu yang masih tersisa ini marilah kita melaksanakan yang terbaik, dengan menyantuni anak yatim, fakir miskin, tingkatkan nilai keimanan dan amal ibadah kita, carilah rezeki yang halal supaya itu semua akan membawa kita merasa senang dan senang ketikan kita menuju keperjalan yang berikutnya (alam Barzah) dengan tidak membawa penyesalan yang mendalam.
Wallahua’lam.


Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: