Loading...

√ Trik Mengaktifkan Fitur Hybrid Boot Di Windows 8 Dan Windows 10



Startup yang memakai Hybrid Boot prinsipnya memakai konsep hibernasi / hibernateuntuk proses startup dengan menyimpan memori core Windows ke hard disk dan memanggilnya lagi ketika boot sehingga menjadi lebih cepat. Jadi, prinsipnya menggabungkan hibernasi dan normal boot. Keuntungan memakai fitur ini yakni waktu startup menjadi lebih cepat lagi. Pada Hybrid Boot, manfaatnya seluruh driver, services, dan device tidak perlu diinisialisasi dan dijalankan setiap kali boot. Data ini akan dibaca dari file hiberfil.sys dan melanjutkan driver atau service yang ditunda akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan dijalankan dengan “cara lama” yaitu Normal Boot atau Cold Boot. Perbedaan prinsip Hybrid Boot dan Normal Boot terlihat pada gambar berikut.
Seperti yang telah saya bahas di artikel berikut, startup dengan Hybrid Boot berjalan sangat cepat yaitu hanya 12 detik saja, lebih cepat 38% dari Normal Boot. Hal ini telah saya uji sendiri pada netbook dengan hard disk berjenis  SATA-II 5400 rpm. Mungkin akan lebih cepat lagi bila Anda memakai Solid State Disk atau memakai motherboard yang mempunyai fitur UEFI (Unified Extensible Firmware Interface).
Berikut yakni cara kerja dari Hybrid Boot. Pada proses shutdown komputer, Hybrid Boot akan me-log off pengguna, menutup seluruh aplikasi, dan menunda (suspend) seluruh sistem pada file hibernation yaitu hiberfil.sys.  Sedangkan pada proses startup atau boot komputer, Hybrid Boot akan melanjutkan device, driver, dan services yang telah ditunda dari file hiberfil.sys, kemudian pengguna log on ke Desktop dan seluruh aplikasi startup dipanggil.
Sekarang, bagaimana cara mengetahui dan memastikan bahwa fitur Hybrid Boot telah aktif pada komputer Anda? Ikuti langkah-langkah berikut.
1. Pertama Anda harus memastikan apakah terdapat file hiberfil.sys pada komputer Anda. Untuk mengeceknya, silakan buka File Explorer, kemudian pada sajian Ribbon, klik View, kemudian pastikan terdapat tanda centang pada Hidden Items.
2. Pada sajian yang sama, klik Options. Jendela Folder Options akan terbuka.
3. Pada View > Advanced Settings, hilangkan tanda centang pada opsi “Hide protected operating system files (recommended)“.
4. Pastikan terdapat file hiberfil.sys di drive C:\ atau partisi dimana Anda meng-install Windows 8.
5. Sekarang, kita akan memastikan apakah fitur hibernation telah aktif. Arahkan kursor mouse ke pojok kiri bawah layar, klik kanan pada thumbnail sajian Start yang muncul untuk mengakses Quick Access Menu. Pilih “Command Prompt (Admin)“.
6. Jendela Command Prompt akan muncul. Ketikkan perintah berikut, kemudian tekan Enter:
powercfg /h on
7. Tutup jendela Command Prompt.
8. Terakhir, pastikan bahwa Hybrid Boot telah aktif. Ikuti langkah dari nomor 1 hingga 3 pada artikel berikut.
9. Pastikan terdapat tanda centang pada opsi “Turn on fast startup (recommended)“. Klik “Save changes“, kemudian tutup jendela Power Options.
10. Sekarang, komputer Anda sanggup memakai fitur Hybrid Boot. Untuk mengeceknya, silakan lakukan Shut down. Untuk yang belum mengetahui cara Shut down di Windows 8, caranya agak berbeda dengan cara men-shutdown di Windows versi sebelum Windows 8. Pada Windows 8, Anda harus membuka Charms Bar dengan menggerakkan kursor mouse ke ujung kanan bawah atau kanan atas layar, klik Settings, kemudian Power. Pada daftar opsi yang tersedia pilih opsi “Shut down“.
Anda tidak ingin memakai fitur Hybrid Boot dan ingin memakai Normal Boot saja? Hilangkan tanda centang pada opsi “Turn on fast startup (recommended)” di langkah 9 di atas, kemudian klik “Save changes“.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk fitur Hybrid Boot menyerupai berikut:

  1. Driver komputer Anda harus mendukung fitur Hibernation
  2. Fitur Hibernation harus aktif terlebih dulu pada komputer Anda. 
  3. Hybrid Boot tidak sanggup dipakai bila Anda meng-install Windows 8 pada Virtual Machine. 
  4. Hybrid Boot hanya sanggup dipakai bila Anda menentukan opsi “Shut down” pada langkah nomor 10 di atas. Opsi “Restart” akan melaksanakan proses shutdown dan startup menyerupai layaknya Normal Boot. 
  5. Tidak ada dampak samping dari Hybrid Boot terhadap komputer Anda, selain proses startup yang lebih cepat 30% hingga 50% (tergantung hardware dan konfigurasi komputer Anda). 
  6. Proses startup akan berjalan lebih cepat bila Anda menonaktifkan aktivitas yang tidak diharapkan pada ketika startup. Untuk menghapus aktivitas yang tidak diharapkan ketika startup, klik kanan pada Taskbar, pilih Task Manager. Klik tanda panah di samping “More details“. Pindah ke tab Startup. Pilih aktivitas yang ingin dibuang ketika startup, kemudian klik kanan dan pilih “Disable“. Tutup Task Manager.

Sumber http://www.susiloblog.com/
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: