Loading...

√ Satu Pesan Lahirkan Seribu Harapan

Pak IPUL sekarang saya tahu apa yang membuatmu sedih semurungnya.
Kinipun saya juga merasa
Merasa kecewa yang teramat dalam juga teramat berdosa
Bagaiman tidak?
Kita sama-sama kecewa pada bapak ibuk, insan yang mustahil kita pungkiri akan curahan kasih sayangnya
Kita niscaya setuju bahwa kita dulu telah berbuat dengan hebat
Tapi apa daya bila yang kita mau mereka tak tahu
Kita mungkin hanya insan perasa.. Ya hanya perasa tanpa sepatah kata
Kita berharap mereka mau tahu dan mengerti
Atau bahkan sesekali kita bermimpi mereka akan terlibat
Nyatanya TIDAK..
Mereka tiba dari arah yang berlawanan
Mana mungkin kita melawan
Maka biarlah kita yang berbalik meski kita tahu dibelakang kita yaitu Jurang Neraka
Pak IPUL waktu terus saja berjalan menggerus masa lalumu dan mungkin juga masa depanku
Rasanya saya ingin pasrah saja
Biar saja semua mengalir dan terus mengalir hingga kita karam dalam gelombang kepedihan
Hingga kita hancur terkubur dalam keterpurukan....
.
.
.
.
.
.
Tapi Pak IPUL saya masih saja teringat akan orang renta itu..
Yang keriput kulitnya, putih rambutnya tapi masih segar hijau ketakwaannya
KAKUNG
Iya KAKUNG Bapakmu
Ucapan terakhirnya terlanjur menghujam deras dalam jiwaku
Tengtang IKHLAS dan TANGGUNG JAWAB
Pak IPUL mungkin kakung sudah tahu apa yang akan terjadi padaku dan yang sudah terjadi padamu
Aku tak mungkin mengguruimu ihwal dua kata itu bagi kehidupan kita
Tapi yang niscaya dua kata itu bukan hanya untukku saja
Pak IPUL mungkin kita ditakdirkan menjadi semiskin-miskinnya, serendah-rendahnya, dan seburuk-buruknya manusia
Jika memang iya harus setakut apa kita untuk menjalani hidup ini
Harus lari sejauh mana kita biar tidak beban menanggung malu dan derita
Aku resah Pak IPUL
Rasanya sudah tidak ada daerah yang nyaman, tak ada waktu yang membahagiakan
Kita terasa nista menunggu mati
Kecuali dalam satu hal
Iya satu Hal saja
ALLAH..
Kita masih punya ALLAH pak IPUL
Dia punya kuasa untuk membuat keajaiban
Gelap pun dapat Dia jadikan terang
Yang hidup dapat Dia matikan dan yang mati dapat Dia hidupkan
Kita harus mendekat
Lalu kita sandarkan saja semuanya
Dengan perjuangan kemudian doa mungkin Dia akan iba
Dan yang niscaya tetap saja kata KAKUNG sabar dan lapang dada jadi kuncinya.
Pak IPUL saya tak mungkin memaksamu alasannya saya sadar kita hancur alasannya keterpaksaan
Rasanya saya ingin memulai
Kesdihan dan luka kemudian biar saja berlalu
Masa depan kita masih suci
Aku tak peduli kelak saya akan menjadi apa dan ibarat apa
Aku hanya berharap dapat mengakhiri semuanya dengan IKLHAS dan TANGGUNG JAWAB
Mungkin dengan itu semuanya akan berakhir dengan benar
Biarlah jalan tetap menjadi jalan, saya ingin Istiqomah pada arah dan tujuan
Semoga kelak saya sampai
Sampai pada ridhoNYA
.
.
.
.
.
.

Dan Foto itu yaitu saran yang mungkin akan memberimu seribu impian baru.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: