Loading...

√ Mulsa



2.1 Pengertian Mulsa
a. Mulsa yakni material epilog tumbuhan budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga menciptakan tumbuhan tersebut tumbuh dengan baik.
b. Mulsa adalah  setiap materi yang dihamparkan untuk menutupi sebagian atau seluruh   permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut. Bahan-bahan dari mulsa sanggup berupa sisa-sisa tumbuhan atau kepingan tumbuhan yang dikelompokkan sebagai mulsa organik dan bahan-bahan sintesis berupa plastik yang dikelompokkan sebagai mulsa anorganik.
c. mulsa ialah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan kerikil yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berkhasiat untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban, struktur, kesuburan tanah, serta menghambat pertumbuhan gulma (rumput liar).
2.2 Keuntungan dan Kelemahan Mulsa
a. Keuntungan mulsa
  • Melindungi permukaan tanah dari pukulan eksklusif butir-butir air hujan serta  mengurangi anutan permukaan, abrasi dan kehilangan tanah.
  • Menekan pertumbuhan tumbuhan pengganggu (gulma) sehingga mengurangi (biaya tenaga kerja untuk penyiangan.
  • Mulsa yang berupa sisa-sisa tumbuhan menjadi sumber materi organik tanah
  • Meningkatkan acara jasad renik (mikroorganisme tanah), sehingga memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah
  • Membantu menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga  mempertahankan kelembaban tanah sehingga pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien.
  • Tergolong teknik konservasi tanah yang memerlukan jumlah tenaga kerja / biaya rendah.
b. Kelemahan Mulsa
  • Bahan-bahan mulsa mungkin menjadi sarang berkembangbiaknya penyakit-penyakit tanaman. Namun hal ini masih perlu diteliti bagi setiap materi mulsa yang digunakan.
  • Tidak sanggup dipakai dalam keadaan iklim yang terlampau basah.
  • Mulsa sukar ditebarkan secara merata pada lahan-lahan yang sangat miring.
  • Bahan-bahan untuk mulsa tidak selalu tersedia.
  • Beberapa jenis rumput jikalau dipakai sebagai mulsa sanggup tumbuh dan berakar sehingga sanggup menjadi tumbuhan pengganggu.
2.3 Jenis Mulsa
a. Mulsa Organik 
   Mulsa organik yakni sisa-sisa tumbuhan yang disebar di permukaan tanah. Sisa tumbuhan sanggup berupa serasah tumbuhan (gulma), cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tumbuhan atau sisa tumbuhan hasil panen. Mulsa sanggup melindungi tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga struktur, menambah kesuburan tanah serta menghambat pertumbuhan gulma. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari materi asalnya, yaitu mulsa organik dan anorganik. Bahan-bahan dari mulsa sanggup berupa sisa-sisa tumbuhan atau kepingan tumbuhan yang kemudian dikelompokkan sebagai mulsa organik, dan bahan-bahan sintetis berupa plastik yang kemudian dikelompokkan sebagai mulsa non-organik.
1.      Mulsa Plastik Hitam Perak
Penggunaan mulsa plastik sudah menjadi standar umum dalam produksi tanaman sayuran yang bernilai irit tinggi, baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bahan utama penyusun mulsa plastik yakni low-density polyethylene yang dihasilkan melalui proses polimerisasi etilen dengan memakai tekanan yang sangat tinggi (Lamont 1993).  Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa plastik hitam perak, dalam produksi sayuran yang bernilai irit tinggi ibarat cabai, tomat, terong, semangka, melon dan mentimun, semakin hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan usul konsumen terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai irit dari hasil tumbuhan bisa menutupi biaya awal yang dikeluarkan. 
2.      Mulsa Sisa Tanaman
Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang gampang terurai ibarat sisa-sisa tumbuhan ibarat jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan sesudah tumbuhan /bibit ditanam.
Keuntungan mulsa organik yakni dan lebih irit (murah), gampang didapatkan, dan sanggup terurai sehingga menambah kandungan materi organik dalam tanah. Contoh mulsa organik yakni alang-alang/ jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tumbuhan jenis rumput-rumputan lainnya.
 Kekurangannya meliputi : Tidak tersedia sepanjang animo tanam, tetapi hanya dikala animo panen tadi. Hanya tersedia di sekitar pusat budidaya padi sehingga kawasan yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi Tidak sanggup dipakai lagi untuk masa tanam berikutnya.
b. Mulsa Anorganik
Meliputi semua materi batuan dalam banyak sekali bentuk dan ukuran ibarat kerikil kerikil, kerikil koral, pasir kasar, kerikil bata, dan kerikil gravel. Untuk tumbuhan semusim, materi mulsa ini jarang digunakan. Bahan mulsa ini lebih sering dipakai untuk tumbuhan hias dalam pot.
c. Mulsa Kimia- Sintetis
Meliputi materi – materi plastic dan materi – materi kimia lainnya. Bahan- materi plastic berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastic yang dikala ini sering dipakai yang sering dipakai sebagai materi mulsa yakni plastik transparan, plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam.
Kelebihan dari jenis mulsa ini  adalah : Dapat di peroleh setiap saat
 Memiliki sifat yang bermacam-macam terhadap suhu tanah tergantung plastik
, Dapat menekan erosi, Mudah di angkut sehingga sanggup dipakai di setiap tempat
 Menekan pertumbuhan tumbuhan pengganggu
, Dapat dipakai lebih dari satu animo tanam tergantung perawatan materi mulsa
Kekurangannya yakni : Tidak mempunyai imbas menambah kesuburan tanah lantaran sifatnya sukar lapuk dan  Harganya relative mahal.

2.4              Manfaat Mulsa
1.      Manfaat Terhadap Tanaman
Dengan adanya materi mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. Akibatnya tumbuhan yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma dalam perembesan hara mineral tanah. Tidak adanya kompetisi dengan gulma tersebut merupakan salah satu penyebab laba yaitu meningkatnya produksi tumbuhan budidaya.
2.      Manfaat Terhadap Kestabilan Agregat dan Kimia Tanah
a.       Kestabilan agregat tanah
Dengan adanya materi mulsa di atas permukaan tanah, energy air hujan akan ditanggung oleh materi mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa sanggup dipakai untuk tujuan mengendalikan erosi.
b.      Kimia tanah
Fungsi eksklusif mulsa terhadap sifat kimia tanah terjadi melalui pelapukan materi – materi mulsa. Fungsi ini hanya terjadi pada jenis mulsa yang gampang lapuk ibarat jerami padi, alang-alang, rumput-rumputan, dan sisa-sisa tumbuhan lainnya. Hal ini merupakan salah satu laba penggunaan mulsa sisa-sisa tumbuhan disbanding mulsa plastic yang sukar lapuk.
3.      Manfaat Terhadap Ketersediaan Air Tanah
Teknologi pemulsaan sanggup mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh materi mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air lantaran penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tumbuhan sanggup menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut banyak sekali hara yang dibutuhkan tanaman.
Dari hasil penelitian diperoleh air tanah setebal 1,5 cm ditanah-tanah terbuka (bare soil) tanpa mulsa akan menguap selama 3-5 hari, sedangkan ditanah-tanah yang diberi mulsa akan menguap 6 ahad dengan ketebalan yang sama.
4.      Manfaat Terhadap Neraca Energi
Unsure fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh materi mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akhir adanya radiasi matahari dan pengaliran panas kedalam tanah melalui proses konduksi. Pemulsaan mengubah warna tanah yang dengan sendirinya sanggup mengubah albedo tanah. Perubahan suhu tanah terjadi lantaran perubahan radian energy yang mencapai tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir kedalam tanah lebih sedikit disbanding tanpa mulsa. Selain itu, permukaan tanah yang diberi mulsa mempunyai suhu maksimum harian lebih rendah disbanding tanpa mulsa Mulsa plastic putih sanggup menurunkan suhu tanah. Hal ini disebabakan radiasi yang direfleksikan kembali akan cukup besar sehingga berkurang suhu maksimum harian dari tanah yang diberi mulsa. Sedangkan mulsa plastic hitam cenderung meningkatkan suhu tanah lantaran radiasi yang direfleksikan kembali sangat kecil.
5.      Manfaat Terhadap Pemeliharaan Tanaman
Kegiatan – kegiatan dalam proses budidaya yang cukup menyita waktu, tenaga, dan biaya antara lain pemupukan, penyiraman dan penyiangan. Namun dengan pemulsaan sanggup memperkecil perlakuan pemupukan kerena hanya dilakukan sekali saja yaitu sebelum dikala panen. Demikain juga dengan penyiraman perlakuannya hanya dilakukan sekali saja. Selain itu kegiatan penyiangan tidak perlu dilakukan pada keseluruhan lahan, melainkan hanya pada lubang tanam atau sekitar batang tanaman.
2.5 Menjaga Kelembaban dan Mengatur Suhu Tanah
            Membantu menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga  mempertahankan kelembaban tanah sehingga pemanfaatan kelembaban tanah menjadi lebih efisien. Secara umum penggunaan mulsa plastik hitam perak meningkatkan suhu rizosfir yang ditutupi mulsa dibanding tanpa mulsa (Fahrurrozi and Stewart, 1994 ; Fahrurrozi et al., 2001).  Peningkatan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam perak lebih rendah dibanding dengan suhu tanah di bawah mulsa plastik hitam.  Meskipun di kawasan tropis, peningkatan suhu tanah relatif tidak diinginkan, tetapi peningkatan suhu tanah akan meningkatkan acara mikroorganisme tanah dalam menguraikan materi organik yang tersedia (Fahrurrozi et al., 2001), sehingga terjadi penambahan hara tanah dan pelepasan karbon dioksida melalui lubang tanam.
2.6 KESESUAIAN BAHAN MULSA DAN TANAMAN
1. Mulsa Jerami
Mulsa jerami sesuai dipakai untuk-untuk tumbuhan semusim atau non-semusim yang tidak terlalu tinggi dan mempunyai struktur tajuk berdaun lebat dengan system perakaran dangkal. Tanaman-tanaman yang selama ini sukses diberi mulsa jerami antara lain kentang, kedelai, bawang putih dataran rendah, semangka, dan melon. Dengan adanya mulsa jerami yang memilki imbas menurunkan suhu tanah, kentang pada dataran medium hingga rendah sanggup menghasilkan umbi.
3.      Mulsa Plastik
Mulsa plastik sesuai dipakai untuk pembudidayaan tumbuhan yang struktur perakannya dangkal tajuk tumbuhan berdaun tidak terlalu lebat dan tinggi tumbuhan di atas 0,5 meter. Berdasarkan efeknya terhadap suhu tanah maka mulsa plastik sanggup diadaptasi dengan kebutuhan tumbuhan akan suhu tanah tanah.
a.       Mulsa Plastik Putih (MPP)
Berdasarkan penelitian, mulsa plastik putih (MPP) memantulkan cahaya sekitar 45% sehingga 55% cahaya matahari yang dipantulakan dan di serap secara eksklusif atau tidak eksklusif akan berinteraksi dengan tanah.
Selain sanggup menurunkan suhu tanah, MPP juga sanggup menambah jumlah cahaya matahari yang di terima oleh tajuk tumbuhan lantaran cukup besarnya cahaya matahari yang dipantulkan. Hal ini kan sangat membantu tumbuhan dalam melaksanakan fotosintesis. Oleh lantaran itu, MPP sangat cocok untuk budidaya semangka, melon, serta banyak sekali jenis cabe bibit unggul dan terung-terungan.
b.      Mulsa Plastik Transparan (MPT)
Dari hasil penelitian pada tanah yang diberi mulsa plastik transparan (MPT), cahaya yang matahari yang dipantulkn dan di serap oleh materi mulsa sangat sedikit. Sebaliknya cahaya yang diteruskan banyak. Hal ini menyebabkan MPT mempunyai imbas menaikkan suhu tanah. MPT sangat cocok diterapkan pada tanaman-tanaman dataran rendah yang ingin dibudidayakan. Di dataran tinggi. Namun, tanaman-tanaman tersebut harus mempunyai struktur tajuk yang tidak terlalu tinggi, ibarat pada bawang merah dataran tinggi.
c.       Mulsa Plastik Hitam (MPH)
Dengan adanya MPH, cahaya matahari yang dipantulkan dan diteruskan sangat kecil. Banyaknya cahaya matahari yang diserap sanggup mencapai 90,5 %, dari jumlah cahaya matahari yang datang. Cahaya yang diserap tersebut akan dipantukan dalam bentuk panas ke segala arah termasuk tanah. Penerapan mulasa ini sanggup dilakukan pada bawang merah dan asparagus di dataran tinggi.
d.      Mulsa Plastik Perak Hitam (MPPH)
MPPh akn mnyebabkan cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar, bahkan lebih tinggi dari MPP. Akibatnya cahaya matahari yang dipantulkan cukup besar. Di lain pihak, permukaan hitam dari MPPH akan menyebabkan cahaya matahari yang di teruskan menjadi sangat kecil, bahkan mungkin nol. Keadaan ini akan menyebabkan suhu tanah akan tetap rendah. Dewasa ini, MPPH mualai diterapkan secara luas dan sangat cocok untuk pembudidayaan semangka hibrida, melon, serta banyak sekali jenis cabe bibit unggul dan terung-terungan.
2.7 Menjaga Kualitas atau Kebersihan Produk
            Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan banyak sekali jenis mulsa pada banyak sekali jenis tumbuhan secara sempurna dan benar sanggup meningkatkan hasil awal dan total hasil dari banyak sekali tanaman, meningkatkan kualitas hasil tumbuhan dan pada jadinya meningkatkan efisiensi perjuangan tani itu sendiri. Apabila pemanfaatan teknologi penggunaan mulsa dilakukan secara optimal dan efisien maka akan tercipta suatu proses produksi tumbuhan budidaya yang berkelanjutan, baik dari sisi ekonomis, ekologis maupun dari segi sosial budaya petani dalam memproduksi tumbuhan budidaya.

2.7 Shading Net
·         Pembuatan Shading net
Fungsi shading net yakni untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam bedeng.
·         Misalnya saja pada stek pucuk daun jati
Dalam pembuatan setek pucuk jati dibutuhkan intensitas sinar matahari ± 40%. Untuk itu dibutuhkan shading net dengan ukuran 60%. Pembuatan shading net diadaptasi dengan kapasitas produksi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan shading net antara lain, materi yang dipakai untuk tiang dan rangka. Untuk persemaian jangka panjang sebaiknya dipakai materi yang tahan usang dalam hal ini memakai besi yang di cor dalamnya memakai pasir dan semen. Untuk persemaian jangka pendek materi yang dipakai cukup dengan bambu. Untuk standar dalam 1 shading net dengan ukuran panjang dan lebar 24 x 72 meter jarak antar tiang 3 meter dan tinggi tiang 2 meter. Dengan ukuran tersebut bisa menghasilkan bibit sebanyak 200.000plc.
a.       Pembuatan Bedengan
Selain shading net untuk mengatur intensitas matahari dalam pembuatan setek pucuk jug dibutuhkan suhu dan kelembaban yang sesuai. Dalam mengatur suhu dan kelembaban dibutuhkan bedengan yang nantinya digubakan untuk menutup setek dengan plastik sungkup. Bedengan yang dibentuk dengan ukuran standar 20 x 1,2 x 0,7 meter bisa menampung polybag yang akan dipakai untuk setek pucuk jati sebanyak 6.720plc.
b.      Pembuatan Media
Media yang akan dipakai dalam pembuatan setek pucuk sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan setek. Komposisi terbaik dalam pembuatan setek pucuk jati yakni tanah top soil, pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Untuk tempat media dipakai polybag dengan ukuran 10 x 15 x 0,2 cm.
c.       Pengambilan Bahan Setek
Bahan setek yang diambil harus memenuhi kriteria sebagai berikut 1. Pucuk autotrop, 2. Pucuk masih muda (juvenil), 3. Pucuk bebas hama dan penyakit, 4. Panjang pucuk ± 10 cm atau terdiri dari dua ruas. Pucuk yang telah diambil sebaiknya eksklusif ditanam, jikalau tidak pucuk akan gampang layu, untuk itu sesudah dipotong pucuk seaiknya dimasukan ke dalam air penyegar dahulu biar kesejukan pucuk bisa bertahan lama.
d.      Penanaman Setek
Pucuk yang telah di potong dicelupkan pada zat perangsang tumbuh akar dan kemudian ditanam pada media tanam yang sebelumnya sudah disiram air hingga jenuh dan juga sudah dilubangi. Setelah tertanam dalam satu bedeng segera ditutup dengan plastik sungkup.
e.       Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan 2 hari sekali dengan memperhatikan kelembaban media tanam. Pembukaan sungkup dilakukan 1 ahad sekali, dalam pembuakaan sungkup dilakukan kegiatan pemeliharaan antara lain : 1. Penyiangan terhadap gulma yang tumbuh pada polybag, 2. Pengambilan pucuk-pucuk yang busuk dan layu, 3. Penyemprotan insektisida, dan fungisida, 4. Penyemprotan pupuk daun. Kegiatan pembukaan bedengan dilakukan hingga ahad ke-4 dimana pucuk telah keluar akarnya dan siap untuk dikeluarkan dari sungkup. Setelah dikeluarkan dari sungkup pucuk yang telah menjadi bibit tersebut diletakkan dibawah shading net untuk proses aklimatisasi selama seminggu. Setelah proses aklimatisasi selesai bibit ditaruh ditempat yang menerima sinar matahari secara penuh (Open area). Satu ahad sesudah bibit berada di open area dilakukan kegiatan pemeliharaan berupa penambahan media pada polybag dan memperbaiki posisi bibit biar pas ditengah-tengah polybag dan tumbuh secara tegak lurus.
f.       Pemupukan
Bibit yang telah ditambah tanah sesudah 1 bulan berada di open area dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dalam bentuk cair biar cepat diserap, disamping itu pertolongan pupuk dengan dilarutkan dengan akan mempermudah dalam memperhitungkan dosis. Pupuk yang dipakai yakni adonan NPK, Za dan materi organik cair dengan komposisi : 1,25 gram NPK, 0,5 gram Za, dan 0,125 cc materi organik cair. Setelah umur 1 bulan dari pemupukan dilakukan seleksi bibit dengan kriteria ketinggian. Untuk bibit yang mempunyai ketinggian lebih dari 30 cm sudah siap ditanam. Sedangkan untuk bibit yang belum mencapai 30 cm diberikan perlakuan pemupukan dengan takaran setengah dari pemupukan pertama.
2.8 Greenhouse
Rumah kaca (atau rumah hijau) yakni sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah beling terbuat dari gelas atau plastik; Dia menjadi panas lantaran radiasi elektromagnetik yang tiba dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
A.    Penggunaan
Rumah beling melindungi tumbuhan dari panas terlalu banyak atau dingin, tumbuhan pelindung dari angin ribut bubuk dan angin ribut salju, dan membantu untuk mencegah hama. Light and temperature control allows greenhouses to turn inarable land into arable land , thereby improving food production in marginal environments. Cahaya dan suhu kontrol memungkinkan rumah beling untuk mengubah tanah inarable menjadi tanah yang subur , dengan demikian meningkatkan produksi pangan di lingkungan marjinal.
Because greenhouses allow certain crops to be grown throughout the year, greenhouses are increasingly important in the food supply of high latitude countries. Karena rumah beling memungkinkan tumbuhan tertentu yang ditanam sepanjang tahun, rumah beling semakin penting dalam penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi. One of the largest greenhouse complexes in the world is in Almeria, Spain, where greenhouses cover almost 50,000 acres (200 km 2 ). Salah satu kompleks rumah beling terbesar di dunia yakni di Almeria, Spanyol, di mana rumah beling meliputi hampir 50.000 hektar (200 km 2). Sometimes called the sea of plastics . Kadang-kadang disebut lautan plastik .
Greenhouses are often used for growing flowers , vegetables , fruits , and tobacco plants. Bumblebees are the pollinators of choice for most greenhouse pollination , although other types of bees have been used, as well as artificial pollination. Hydroponics can be used in greenhouses as well to make the most use of the interior space. Rumah beling sering dipakai untuk menanam bunga , sayuran , buah-buahan , dan tembakau tanaman. lebah yakni penyerbuk pilihan bagi rumah beling yang paling penyerbukan , meskipun jenis-jenis lebah telah digunakan, serta penyerbukan buatan. Hidroponik sanggup dipakai dalam rumah beling juga untuk memanfaatkan sebagian besar ruang interior.




Daftar Pustaka
Alleyne, E.H. and F.O. Morrison. 1978.  The lettuce root aphid, Pemphigus bursaries L. Homothera:Aphidoidae) in Cquebec Cananada. Ann. Soc. Ent. Quebec.  22:171-180
Baron, J.J. and S.F. Gorske. 1981. Soil carbon dioxide level  as affected by plastic mulches. Proc. Natl. Agr. Plastic Congress. 16:149-155.
Decoteau, D.R., M.J. Kasperbauer, D.D. Daniels and P.G. Hunt. 1988. Plastic mulch color effects on reflected light and tomato plant growth. Scientia Hortic. 34:169-175.
Decoteau, D.R., M.J. Kasperbauer and P.G. Hunt. 1989. Mulch surface color affects yield of fresh tomato. J. Amer. Soc.Hort. Sci 114:216-219.

Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: