Loading...

√ Prosedur Sel


Makalah
Mekanisme Sel

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Ilmu genetika merupakan salah satu ilmu biologi dasar yg mempelajari pemindahan faktor-faktor kebakaan atau genes dari pihak induk kepada keturunannya, serta bagaimana faktor-faktor  kebakaan itu mempengaruhi ciri-ciri suatu organisme.
Dari defenisi tersebut terkandung pengertian macam-macam faktor kebakaan yang dimiliki sesuatu makhluk yaitu faktor yang disebut genotipe. Genotipe ini tak kelihatan dan gres diketahui adanya dengan terang pada ciri-ciri yang terdapat pada keturunannya. Yang dimaksud dengan genotipe ialah bentuk atau susunan genetik suatu abjad yang dimiliki suatau individu, misalnya: AA, Aa, Cc, Aa, Bb, rr, dsb.
Istilah yang lain yaitu fenotipe, sering kita jumpai pada ilmu genetik dan fenotipe ini merupakan bentuk luar atau bagaimana kenyataannya abjad yang dimiliki suatu individu. Fenotipe pada kenyataannya merupakan resultante dari faktor pembawaan (genotipe) dan faktor lingkungan.
Menurut Johansen (1911), diciptakan istilah genotipe untuk sifat-sifat dasar yang belum terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan dan fenotipe untuk sifat-sifat yang nampak.
Di bidang pertanian, ilmu genetika merupakan dasar yang melandasi ilmu pemuliaan tanaman, disamping ilmu stogenetika dan taksonomi. Dalam hal ini ilmu pemuliaan tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari perihal cara-cara untuk mendapat jenis-jenis yang lebih unggul daripada jenis-jenis yang telah ada, unggul dalam produksi, mutu dan kepastian hasilnya.
Dasar berhasilnya pekerjaan pemuliaan ialah terletak pada adanya majemuk varietas yang sifat-sifatnya dengan kemajuan-kemajuan tehnologi sanggup diperbaiki, yang dimaksudkankan dengan variabilitas ialah adanya perbedaan-perbedaan yang konkret diantara varietas-varietas tersebut. Adanya variabilitas yang besar dari tumbuhan dan binatang ialah merupakan ciri yang khas dari dunia tumbuh-tumbuhan dan hewan. Penyebab adanya variabilitas antara lain: modifikasi, basteran dan mutasi.
1.2     Rumusan Masalah
1.2.1        Apa definisi dari mitosis dan meiosis?
1.2.2        Bagaimana tahap-tahap mitosis dan meiosis?

1.3     Tujuan
1.3.1        Mengetahui dan memahami definisi dari mitosis dan meiosis
1.3.2        Mengetahui dan memahami tahap-tahap mitosis dan meiosis


BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Definisi mitosis dan meiosis
Mitosis ialah pembelahan nukleus yang berasosiasi dengan pembelahan sel somatik yang menghasilkan dua sel gres yang identik dalam banyaknya kromosom dan identik dengan sel asalnya.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak mempunyai nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Meiosis ialah proses ketika terjadi gametogenesis, yaitu ketika banyaknya kromosom per set berkurang  menjadi haploid. Meiosis  melibatkan  dua siklus pembelahan sel, dan hasilnya terbentuk empat sel Haploid. Seperti dalam mitosis, dalam Meiosis pun didahului oleh Premeiosis fase S, DNA  disintesis untuk terjadinya Meiosis. Karena Meiosis terdiri dari dua siklus pembelahan set, maka dibedakan adanya Meiosis I dan Meiosis II. Kejadian-kejadian dalam Meiosis I agak bebeda dari kejadian-kejadian  dalam Meiosis II, dan keduanya berbeda dari mitosis.
Tahap pembelahan meiosis dibagi ke dalam  tahapan-tahapan profase, metafase, anafase, dan telofase. Profase I ialah yang paling kompleks, dibagi-bagi lagi ke dalain leptoten, zigoten, pakhiten, diploten, dan diakinesis. Perhitungan bahwa proses ini merupakanproses yang dinamis, tidak terputus, dan tidak ada batas yang jelas.

2.2        Proses mitosis dan meiosis (Mekanisme Sel)

Sel terjadi dari sel yang semua telah ada. Organisme multiseluler tumbuh lantaran duplikasi sel-sel yang menyusun tubuhnya. Proses reproduksi sel ini berlangsung dengan membagi diri (mitosis) yang mekanismenya berlangsung agak rumit untuk menjamin bahwa sel-sel yang gres akan mendapat semua sifat keturunannnya yang identik dengan sel induknya
Terjadinya generasi gres (anak) harus terjadi proses perbanyakan :
·         Perbanyakan gametangium (sel induk kelamin)
·         Mereduksi jumlah kromosom pada gametogonium sehingga terjadi gamet yang mengandung 1n
·         Perubahan gamet jantan dan betina sehingga terjadi zigot yang mempunyai susunan 2n
·         Pertumbuhan embrio hingga menjadi individu remaja dan melaksanakan gametogenesis (pematangan sel kelamin)

Seperti kita ketahui bahwa setiap makhluk tingkat tinggi umumnya diploid(2n) pada sel-sel tubuhnya (sel somatic) sedang sel-sel kelamin (gamet) haploid(1n). perbanyakan sel somatic berlangsung secara mitosis, sedang pembiakan atau pembentukan sel kelamin disebut pembiakan secara menyusut(reduksi) atau meiosis. Pada perbanyakan organisme uniselular (bakteri, protozoa) pembiakannyatelah nampak disertai timbulnya benang-benang dan tidak melalui fase-fase yang jelas, maka pembiakan sel-sel disebut amitosis.

I.            PEMBELAHAN MITOSIS
    Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel somatic (sel penyusun tubuh).
         Sel – sel tersebut juga mempunyai kemampuan yang berbeda – beda dalam melaksanakan pembelahannya, ada sel – sel yang bisa melaksanakan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, contohnya sel – sel germinatikum kulit bisa melaksanakan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada pada organ hati melaksanakan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak bisa melaksanakan pembelahan sesudah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis basil bisa melaksanakan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam saja sanggup dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri, protozoa bersel tunggal bisa melaksanakan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.
         Pada sel – sel organisme multiseluler, proses pembelahan sel mempunyai tahap – tahap tertentu yang disebut siklus sel. Sel – sel badan yang aktif melaksanakan pembelahan mempunyai siklus sel yang lengkap. Siklus sel tersebut dibedakan menjadi dua fase(tahap ) utama, yaitu interfase dan mitosis. Interfase terdiri atas 3 fase yaitu fase G, ( growth atau gap), fase S (synthesis), fase G2 (growth atau Gap2).
          Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis ialah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis ialah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan.
Pembagian sel pada proses mitosis meliputi dua proses yang berurutan :
a.       Pembagian nucleus yang disebut mitosis atau kariokinesis.
b.      Pembagian sitoplasma yang disebut sitokenesis.
Kadang-kadang mitosis tidak diikuti oleh proses sitokenesis, karenanya sesudah pembagian sel selesai tidak terdapat dua sel yang masing-masing mempunyai nucleus, tapi satu sel dengan dua buah nucleus.
Bila proses mitosis tanpa sitokinesis terjadi berulang-ulang maka terbentuk sel dengan banyak nucleus ibarat yang terdapat jamur dan ganggang.
Seluruh proses mitosis meliputi empat fase sebagai berikut :
§  Profase
Profase mulai, bila mana benang-benang kromatin mulai menebal menjadi kromosom. Tetapi klromosom disini masih kelihatan ibarat bengan-benang panjang kusut.
Profase berjalan lebih lanjut, kromosom semakin menebal. Hal ini mungkin disebabkan lantaran dalalm waktui ini kromosom kehilangan airnya dan juga penebalan terjadi lantaran benign kromosom tadi mengalami spiralisasi, ibarat kawat yang diputar ibarat oer.kromosom semakin usang semakin menebal. Akhirnya bahwa tiap-tiap kromosom terdiri dari dua belahan yang identik. Belahan kromosom kita namakan kromatida. Kedua kromatida masih bersatu ditempat kromosom mengenting. Tempat ini kita sebut sentromer. Sentromer pada tiap-tiap kromosom letaknya tertentuuntuk kromosom tadi. Karena adanya sentromer ini kromosom terbagi menjadi dua lengan yang kerap kali tidak sama panjang.
Jika profase berjalan semakin lanjut, nukleolus berjalan semakin kecil dan akhirnya menghilang. Persamaan waktu atau sesaat kemudian membran nukleus menghilang. Pada tumbuhan tingkat tinggi final profase ini ditandai dengan timbulnya benang-benang dari kutub-kutub sel, yang makin usang makin panjang, berjalan dari kutub ke kutub berbentuk struktur ibarat gelendong. Pada tumbuhan tingkat rendah dan hewan, permulaan profase ditandai dengan bergeraknya kedua sentriol yang saling menjauhi ke arah yang berlawanansambil menciptakan benag-benang gelendong. Pergerakan sentriol itu akan berhenti bilamana keduanya telah berhadapan dan membentuk kutub-kutub sel.

§  Metafase
Ciri-ciri metafase ialah bahwa semua kromosom yang telah berhenti memendek dan terang kelihatan telah terbelah dua, menyusun diri di bidang ekuator, yaitu bidang yang ada di antara kedua kutub sel. Yang sempurna berda di bidang ekuator ialah sentromernya, sedang lengan-lengannya sanggup menonjol di luar bidang. Sentromer masing-masing kromosom kelihatan tercantum pada benang gelendong dan dihubungkan dengan kedua kutub. Benang-benang gelendong lainnya nampak tidak bekerjasama dengan kromosom. Bilamana semua kromosom telah siap untuk membelah diri maka berakhirlah metafase dan mitosis akan meningkat ke anafase.

§  Anafase
     Dalam anafase sentromer membelah diri dan bergerak saling menjauhi ke kutub yang bertentangan dengan masing-masing masih tercantum pada benang gelendong. Pada waktu perpisahan ini kedua kromatida tertarik terpisah dan masing-masing menjadi kromosom yang bangkit sendiri-sendiri. Lengan-lengan kromosom ini pasif mengikuti sentromernya yang bergerak di muka.
        Pergerakan kromosom menuju ke kutub ini sepertinya ibarat ditarik benang gelendongnya yang kelihatan makin usang makin memendek bergerak menuju ke kutub. Bagaimana prosedur pergerakan kromosom ini masih menjadi perdebatan. Kekuatan apapun yang menggerakkan kromosom ini ke kutub, kekuatan ini berpusat pada sentromernya, lantaran kromosom yang tidak mempunyai sentromer, contohnya lantaran sentromer ini rusak terkena sinar X, ternyata pada waktu mitosis sama sekali tidak bergerak.

§  Telofase
            Dalam telofase kromosom di masing-masing kutub memanjangkan diri dan kembali ke keadaan isstrahat, yaitu keadaan dengan kromosom kelihatan ibarat potongan-potongn benang kromatin atau ibarat butiran-butiran. Nukleolus muncul kembali dan membran nukleolus dibuat lagi disekeliling nukleus yang baru. Sementara itu benang-benang glendong mulai menghilang lagi. Bilamana pemberlangsungan dengan pembentukan lempengan-lempengan sel. Butiran-butiran kecil muncul pada bidang ekuator didalam kawasan gelendong. Butiran-butiran ini mungkin makin usang makin banyak, bergsbung-bergabung dan akhirnya terbentukan nukleus yang baaru telah selesai, maka selesailah proses karyokinesis dan akan menyusul proses sitokenesis.

  • Sitokenesis
            Sitokenesis gres dimulai sesudah mitosis selesai sama sekali, atau kadang kala juga bersamaan waktu dengan final telofase. Pada tumbuhan tingkat tinggi sitokinesis berbentuk satu piringan di tengah-tengah bidang ekuator. Lempengan sel ini tumbuh melebar ke samping hingga mencapai dinding sel. Maka terbentuklah dua sel saudara yang terpisah satu sama lainnya. Dalam tumbuhan rendah dan binatang sitokinesis dilakukan dengan pertumbuhan dinding sel (jika ada) ke arah dalam dan dengan penyeratan membran selnya, suatu proses yang memotong melewati benang-benang gelendong.

II.               PEMBELAHAN MEIOSIS
Proses meiosis hanya terdapat pada gametogenesis. Dibagi atas 2 tingkat utama :
a.       Meiosis I
b.      Meiosis II
Masing-masing memilki 4 fase ibarat mitosis, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Sementara itu meiosis I tingkat profase memilki 5 tingkat pelengkap yaitu : leptomena, zygonema, pachynema, dan diakinesis.

  1. MEIOSIS I
-          Profase.
1.      Leptonema, kromosom masi berbentuk benang halus panjang, sedikit lebih besar daripada kromatin asli.
2.      Zygonema, kromosom se-homolog bergandengan.
3.      Pachynema, tiap kromosom mengganda membentuk 2 kromatid, sentromer masih  satu (belum membelah).
4.      Diplonema, kromatid membesar dan memendek lagi.
5.      Diakinesis, kromatid membesar dan lebih memendek lagi. Sementara itu serat gelendong terbentuk.


Catatan
Dibanding dengan profase mitosis kelihatan perbedaan di sini
Ada 3 perbedaan yang terang :
  1. Kromosom pada meiosis menggandeng dulu dengan yang se-homolog, pada mitosis tak perlu.
  2. Sesudah menggandeng, gres terjadi kromatid yakni pada pachynema.
-          Metafase.
Kromosom atau kromatid pergi ke bidang ekuator dan menggantung pada serat gelondong lewat sentromer dan yang se-homolog bergandengan.
-          Anafase
Kromosom atau kromatid pergi berpisah saling pergi ke masing-masing kutub. Kromatid belum lepas dan berpisah, lantaran sentromer masih satu kromosom.
-          Telofase
Kromatid jadi halus menjadi kromatin. Sentromer tetap belum membelah. Serat menghilang.
  
  1. MEIOSIS II
-          Profase
Kromatin membesar dan mendadak membentuk kembali kromatid. Sentromer belum membelah juga.
Di sini kromatid tidak mengganda lagi untuk kedua kalinya. Serat gelendong terbentuk.
-          Metafase
Kromosom (kromotid) pergi ke bidang ekuator, meggantung pada serat gelendong lewat stromer. Kemudian stromer membelah.
-          Anafase
Kromatid berpisah untuk pergi ke masing-masing kutub bawah atau atas.
-          Telofase
Pembelahan sel terjadi sehingga dihasilkan 4 sel haploid (IN). Membran nukleus dan nukleolus terbentuk  kembali, kromosom mengendur dan mulai tidak tampak.

BAB III
PENUTUP

3.1             Kesimpulan
Mitosis ialah pembelahan nukleus yang berasosiasi dengan pembelahan sel somatik yang menghasilkan dua sel gres yang identik dalam banyaknya kromosom dan identik dengan sel asalnya.
Meiosis ialah proses ketika terjadi gametogenesis, yaitu ketika banyaknya kromosom per set berkurang  menjadi haploid. Tahap pembelahan meiosis dibagi ke dalam  tahapan-tahapan profase, metafase, anafase, dan telofase. Profase I ialah yang paling kompleks, dibagi-bagi lagi ke dalain leptoten, zigoten, pakhiten, diploten, dan diakinesis. Perhitungan bahwa proses ini merupakanproses yang dinamis, tidak terputus, dan tidak ada batas yang jelas.


Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi:

Trending Kini: