Menurut Dick Hartoko (dalam Arief Sudibyo, 2008: 4) unsur-unsur puisi yang paling penting terdiri dari dua, yaitu unsur sintaksis dan unsur tematik atau unsur semantik puisi. Unsur tematik atau unsur semantik puisi menuju ke arah struktur batin sedangkan unsur sintaksis mengarah pada struktur fisik puisi. Struktur batin yaitu makna yang terkandung dalam puisi yang tidak secara pribadi sanggup dihayati. Sedangkan struktur fisik yaitu struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Adapun unsur-unsur tersebut sanggup dijelaskan sebagai berikut.
![]() |
Unsur-Unsur Pembangun dan Karakteristik Puisi Anak |
(1) Tema
Tema Adalah suatu pokok problem yang dikemukakan/disam;iakan oleh penyair, setiap puisi niscaya mempunyai tema, walaupun penyair menyembunyikan tema tersebut (puisi).
(2) Rasa
Rasa Adalah perilaku penyair terhadap pokok problem yang terdapat dalam puisi yang dibuatnya. Setiap orang mempunyai pandangan, sikap, dan etika tertentu dalam menghadapi sesuatu hal.
(3) Nada
Nda Adalah perilaku penyair terhadap pembacanya, atau penikmat karya puisinya tersebut. Bagaimanakah penyair itu memandang sesuatu dengan nada angkuh, Agresif atau rendah hati. Semua itu sanggup diketahui oleh pembacanya, sehabis menikmati karyanya itu. Keras dan Lembutnya makna yang dikumandangkan penyair melalui karyanya tersebut, hal ini banyak dipengaruhi oleh sifat dan etika dari diri penyair itu.
(4) Tujuan
Tujuan Adalah amanat yang disampaikan penyair melalui karya yang dihasilkan. Tujuan penyair dalam karyanya, banyaknya dipengaruhi oleh pekerjaan, cita-cita, dan pandangan hidup serta keyakinan agama.
b) Struktur Fisik Puisi
(1)Diksi
Seorang penyair harus cermat menentukan kata-kata alasannya kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, adapun komposisi bunyi dalam rima dan irama, posisi/kedudukan kata itu di tengah konteks kata lain, dan juga kedudukan kata dalam keseluruhan puisi tersebut. Kata-kata dalam puisi tidak tunduk pada aturan-aturan logis sebuah kalimat, tetapi tunduk pada ritma larik puisi.
(2) Pengimajian
Pengimajian merupakan kata atau susunan kata-kata yang sanggup mengungkapkan pengalaman sensoris, ibarat pendengaran, penglihatan, dan perasaan. Baris atau bait puisi sering kali mengandung gema bunyi (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), atau sesuatu yang sanggup di rasakan, sentuh atau raba (imaji taktil).
(3) Kata Konkret
Untuk membangkitkan imaji pembaca maka kata-kata dalam puisi perlu diperkonkret. Jika seorang penyair jago memperkonkret kata-kata, maka pembaca seperti mendengar, melihat, atau merasa apa yang dilukiskan penyair dalam karyanya.
(4) Bahasa Figuratif (Majas)
Penyair biasanya mengunakan bahasa yang bersusun-susun atau berfigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menciptakan puisi menjadi prismatis atau memancarkan banyak makna. Bahasa figuratif digunakan penyair untuk menyampaikan sesuatu dengan cara yang tidak ibarat biasa, yaitu dengan cara tidak pribadi mengungkapkan makna tersebut.
(5) Verifikasi (Rima dan Ritma)
Sebuah Bunyi dalam puisi sanggup menghasilkan ritma dan rima. Rima yaitu pengulangan bunyi dalam puisi. Sedangkan ritma sangat berafiliasi dengan bunyi dan berafiliasi dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.
(6) Tipografi Puisi
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Sedangkan I. A. Richard (dalam Sutedjo dan Kasnadi, 2008: 47) menjelaskan bahwa puisi itu mengandung unsur sebagai berikut.
a) Sense
Sense hakikatnya merupakan sesuatu yang diciptakan penyair lewat dunia puisi yang digambarkannya. Di sinilah, maka sence ini menyarankan akan pentingnya pemahaman dari citra puisi itu secara umum. Sekilas, siratan puisi tertentu sanggup dilihat dari apa yang disampaikan penyair puisinya. Inilah hakikat dari apa yang disebut sence.
b) Subject matter
Subject matter sebetulnya merupakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bait-bait puisi atau pokok pikiran yang ditemukan dalam bangunan puisi.
c) Feeling
Feeling berkaitan dengan perilaku penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan di dalam puisi. Objektivitas penyair dalam puisi, seringkali memang sulit, sebaliknya subjektivitas inilah yang melatarbelakangi perilaku penyair terhadap pokok-pokok pikiran dalam puisi yang ditulisnya.
d) Tone
Tone berkaitan dengan perilaku dan perasaan penyair kepada pembaca. Untuk mengetahui perilaku penyair kepada pembaca, maka yang perlu dipahami yaitu perilaku penyair terhadap pokok kasus yang dikemukakannya.
e) Theme
Theme (tema) ini sanggup diturunkan sebagai sebuah konsep inspirasi dasar apakah yang melatarbelakangi puisi itu tercipta. Masalah yang melatarbelakangi dan hal yang membingkai tentu merupakan hal penting dalam menemukan tema dalam puisi.
Karakteristik Puisi Anak
Karakteristik puisi anak memang berbeda dengan karakteristik penyair dewasa. Dengan mengadaptasi pendapat Djojosuroto (dalam Alfiah dan Yunarko Budi Santosa, 2009: 26), ciri-ciri kebahasaan puisi anak sanggup disimpulkan sebagai berikut.
a) Unsur Ekstrinsik
(1) Diksi atau dikenal dengan pilihan kata, pada puisi anak masih termasuk agak gampang untuk dipahami, lantaran belum begitu memakai makna kiasan.
(2) Baris dan bait dalam puisi anak biasanya tidak terlalu banyak, satu bait mempunyai 3 hingga 4 baris dalam setiap puisi yang ada.
(3) Interpolasi (penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi untuk memperjelas makna) pada puisi anak jarang dipakai.
(4) Kata nyata pada puisi anak sangat dominan. Bentuk kata nyata itu berupa kata positif dan khusus, bukan kata abstrak.
(5) Rima, yaitu sajak atau persamaan bunyi atau pengulangan bunyi merupakan ciri yang lebih banyak didominasi pada puisi anak.
b) Unsur Intrinsik
(1) Tema puisi, yaitu gagasan pokok (subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair. Dalam pembelajaran siswa harus bisa menuliskan
sebuah puisi dengan tema yang mudah, seperti: alam, kemanusiaan, cinta kasih kepada orang tua, dan lain-lain.
(2) Intention atau tujuan dan amanat, yaitu hal-hal yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui puisinya. Sebenarnya, dalam puisi anak, tujuan dan amanat yang akan disampaikan yaitu perasaan duka, suka, benci, kagum, amarah, dan kasih sayang, dalam penulisan puisi yang disampiakan.
(3) Gagasan pokok dalam penulisan puisi anak tidak jauh berbeda dengan setiap larik pada baitnya. Anak-Anak dalam menuliskan sebuah puisi, biasanya sehabis menemukan tema dan topik dilanjutkan dengan menuliskan gagasan pokok yang ada. Dari itulah anak akan sanggup menciptakan puisi sendiri sehabis menemukan gagasan pokok.
(4) Majas, yaitu penggunaan gaya bahasa oleh penyair untuk melukiskan, mengungkapkan dan mengeluarkan, perasaan maupun pikiran dalam menulis puisi tersebut. Pada puisi anak, gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit lantaran penggunaan gaya bahasanya termasuk sedikit, penerapan kata pada puisi dalam setiap barisnya lebih ke makna denotasi.
(5) Bahasa puisi, bahasa yang diguna kan dalam puisi anak masih termasuk lugu dan kebanyakan bermakna denotasi, belum berani memakai makna kias.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi: