Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Spesies : Capsicum annuum var. grossum
(Anonim, 2012a)
Bioekologi
Paprika berdasarkan Setiadi (2008) digolongkan ke dalam jenis cabe Eropa (sweet pepper) yang mempunyai banyak nama ibarat cabe banteng atau cabe hidung banteng. Disebut cabe hidung banteng alasannya bentuk buahnya ibarat hidung banteng. Garis tengah buah paprika sanggup mencapai 3 inci (sekitar 7,5 cm) dan panjang 6 inci (sekitar 15 cm), paprika tergolong berukuran sangat besar bila dibandingkan dengan cabe besar biasa yang rata-rata garis tengahnya hanya 1 inci (sekitar 2,5 cm) dan rata-rata panjangnya 4-5 inci (sekitar 8-10 cm). Paprika mempunyai nama latin Capsicum annuum var. grossum.
Setiadi (2008) juga lebih lanjut menjelaskan bahwa daging paprika biasanya tebal. Kondisi buah paprika agak keras, sehingga tahan terhadap goncangan atau disimpan dalam waktu yang lama. Nilai hemat paprika terletak pada ukuran buahnya yang besar. Bobot setiap buah sanggup mencapai 350 gram atau rata-rata sekitar 250 gram. Dalam 100 gram buah mengandung 0,06 mg tiamin, 0,08 mg riboflavin, 1 mg nikotinamida, 50-280 mg asam askorbat, 170 mg besi (Fe), 12 mg kapur (kalsium), dan 1.000-1.200 IU vitamin.
Paprika akan tumbuh baik bila ditanam di tanah yang mempunyai kandungan materi organik dan hara yang sangat tinggi serta pH tanah antara 6,0 – 6,5. Bila tanah agak asam (pH 5,5 – 6,0) ataupun banyak mengandung pasir atau pasir berlempung, harus diupayakan dengan dukungan pupuk sangkar atau kompos dengan jumlah yang berlebih. Ketinggian tempat yang sesuai berada pada tempat rata-rata 1.500 – 1.600 m dpl. Kaprikornus tempat tumbuhnya berada pada tempat yang berhawa dingin. Sinar matahari pribadi menyebabkan pertumbuhannya menjadi lamban dan daunnya ibarat layu kepanasan, oleh alasannya itu penanaman paprika dilakukan dalam sungkup plastik atau dalam rumah plastik (greenhouse). Paprika merupakan jenis cabe yang mempunyai umur panen cukup panjang, yakni 7 bulan sehabis masa pertumbuhan.
Budidaya Paprika
Persiapan
1. Persiapan Greenhouse
Persiapan greenhouse mencakup sanitasi dan sterilisasi. Sanitasi dilakukan dengan membuang sisa tumbuhan yang masih ada didalam greenhouse. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penularan penyakit dan hama yang ada pada sisa tumbuhan itu. Sterilisasi greenhouse dilakukan dengan memakai materi kimia ibarat Lysol dan Formalin untuk membunuh bibit penyakit yang sanggup menyerang tumbuhan paprika (Gambar 2). Untuk demam isu tanam berikutnya, dilakukan penggantian plastik mulsa greenhouse yang berfungsi untuk menjaga kelembaban tempat sekitar perakaran tumbuhan paprika.
2. Pembibitan
Benih paprika sebelum ditanam di dalam greenhouse disemai dahulu semoga lebih gampang menyesuaikan diri dengan lingkungan tanam nanti. Teknis pembibitan paprika ialah sebagai berikut :
· Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit.
· Media tanam berupa arang sekam atau rockwool dibasahi dengan air higienis dan dipastikan semoga media lembap hingga merata dan dibiarkan sesaat semoga air siraman yang berlebihan menetes.
· Apabila memakai media rockwool, dibentuk lubang kecil pada rockwool dan apabila memakai arang sekam dibentuk garitan kecil yang saling berpotongan pada sekam dengan jarak + 2 x 2 cm.
· Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon forum (titik tumbuh) menghadap ke bawah ± 0,5 cm dengan memakai pinset, sehabis semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
· Benih-benih tersebut ditaruh dilemari semai (germnation chamber) dengan suhu optimal 20-25 ºC dan RH 70%-90%. Suhu dan RH sanggup diatur dengan cara memasang lampu jikalau suhu rendah dan jikalau kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai dengan memakai hand sprayer.
· Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
· Bibit dengan kotiledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi dengan EC 1,5 mS/cm dan pH 5,5.
· Pemeliharaan di persemaian/pembibitan mencakup penyiraman 1-2 kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di nursery contohnya Thrips sp., Mite, Leaf miner, Rebah kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya ialah pengaturan kembali jarak antar tanam semoga daun tumbuhan tidak saling menutupi.
· Bibit siap ditanam ke greenhouse produksi sehabis berumur ± 21-30 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah berumur ± 21-30 hari pada media tanam yang lebih besar yang telah disusun di dalam greenhouse. Media yang dipakai untuk penanaman ini ialah arang sekam. Pemindahan tumbuhan dilakukan dengan cara :
· Bibit diletakkan di sisi polybag untuk pembiasaan cuaca.
· Media tanam disiram hingga lembap dengan larutan hara sebanyak 2 liter.
· Regulating stick dicabut dan dikeluarkan dari media.
· Bagian tengah media dilubangi dan tambahkan karbofuram 1 g/polybag.
· Bibit disiram dan dikeluarkan beserta medianya dengan cara membalikkan polybag bibit sambil menyangga bibit dengan tangan.
· Bibit dimasukkan ke lubang tanam, dan media dirapatkan di sekitar batang.
· Regulating stick dipasang kembali.
Pemeliharaan
a. Pemupukan
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiramaan/irigasi. Pupuk dilarutkan dalam air kemudian ditampung di dalam tangki air untuk irigasi tetes. Frekuensi dukungan pupuk ini tergantung pada kondisi cuaca dan umur tanaman. Pada kondisi cuaca panas, dukungan pupuk dilakukan lebih sering untuk menjaga supaya tumbuhan tidak layu. Waktu dukungan pupuk dilakukan pada pukul 8:00, 10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan usang tiap dukungan selama 2 menit.
Terdapat 2 sistem irigasi pada hidroponik paprika, yaitu sistem irigasi pertama memakai metode penyiraman tumbuhan satu per satu memakai selang. Sistem irigasi kedua memakai irigasi tetes dimana pada masing-masing polybag tumbuhan dipasang pipa kecil yang terhubung dengan tangki penyimpanan air. Dengan irigasi tetes penyiraman tumbuhan dilakukan sekaligus pada seluruh tumbuhan pada waktu yang bersamaan.
Pada tumbuhan yang masih muda larutan pupuk diberikan sebanyak 0,5 liter per pohon dan pada tumbuhan remaja diberikan sebanyak 1,2 liter per pohon. Salah satu sistem irigasi yang dipakai petani paprika di Kabupaten Bandung memakai sistem irigasi tetes. Pada sistem irigasi tetes ini, selain seluruh polybag tumbuhan menerima penyiraman yang bersamaan, volume penyiraman lebih terkontrol sehingga lebih efisien dalam hal waktu dan volume penyiraman.
b. Pengajiran
Pengajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada tumbuhan paprika untuk menopang tumbuhan paprika. Dengan penopangan tumbuhan akan diperoleh bentuk tumbuhan yang sesuai dengan acara produksi secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Pengajiran dilakukan pada tumbuhan yang berumur 2 ahad sehabis tanam yang ditampilkan pada gambar 6.
c. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tumbuhan sehingga pertumbuhan dan produksi tumbuhan maksimal. Pemangkasan ini mencakup pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan), pemangkasan daun dan pemangkasan bunga.
· Pemangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan mengurangi cabang dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada 2 cabang utama. Pemangkasan ini dilakukan hingga bunga yang dipelihara tumbuh dan mekar.
· Pemangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun pada batang utama, daun yang bau tanah dan sakit serta daun yang terlalu rimbun.
· Pemangkasan bunga dilakukan hingga tumbuhan berusia 4 ahad sehabis tanam.
· Bunga yang muncul sebelum 4 ahad sehabis tanam dibuang. Dari satu ketiak daun sebaiknya hanya dipelihara 1 bunga semoga buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.
(Anonim c, 2012)
Sumber http://kickfahmi.blogspot.com
Buat lebih berguna, kongsi: