Dunia hiburan Indonesia tampaknya tidak pernah lepas dari yang namanya kontroversi. Kali ini kontroversi tiba dari dunia perfilman Indonesia. 2 buat film Indonesia yang dikala ini sedang tayang dan sekaligus diminati oleh orang-rang yakni film Hanum & Rangga serta film A Man Called Ahok.
Kedua film ini tolong-menolong mempunyai genre dongeng yang berbeda dan juga sasaran pasarnya yang juga berbeda. Namun yang membuatnya sama mungkin alasannya yakni kedua film ini merupakan berasal dari novel yang mana dongeng dalam novel tersebut berasal dari kisah nyata. Film Hanum dan Rangga yakni film yang disesuaikan dari novel dengan judul yang sama karangan Hanum Rais, putri dari politikus Amien Rais.
Untuk dongeng novel Hanum dan Rangga sendiri merupakan novel yang disesuaikan dari kisah aktual Hanum Rais bersama Suaminya. Sedangkan untuk film A Man Called Ahok juga merupakan film yang disesuaikan dari novel dengan judul sama yang tentu saja mengangkat dongeng perihal kehidupan mantan gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.
Kedua film ini yakni Hanum dan Rangga serta A Man Called Ahok dirilis pada hari yang sama yakni pada 8 November yang lalu. Sebenarnya tidak ada problem apapun dengan kedua film ini, hanya saja kontroversi film ini mulai terjadi ketika seorang netizen menciptakan postingan mengenai jumlah dingklik penonton yang terjual di bioskop untuk masing – masing film
Adala seorang netizen pemilik akun #Donihendarto yang pertama kali memposti hal ini di akun twitternya yang mana ia membandingkan jumlah penonton dari kedua film tersebut. Doni membandingkan jumlah penonton di beberapa bioskop di Jakarta. Dalam screenshot yang beliau ambil, dingklik penonton di studio film Hanum dan Rangga masih banyak dipenuhi dengan warna hijau dan hanya beberapa saja yang berwarna merah.
Sedangkan untuk film A Man Called Ahok, sebagian besar dingklik telah berwarna merah yang mana bahkan di beberapa studio bioskop seluruh dingklik yang ada sudah mempunyai tanda merah didalamnya.
Yang menciptakan jadi kontroversi dari postingan Donihendarto ini yakni penyampaiannya yang mana mungkin maksudnya ingin sedikit mengejek jumlah penonton dari film A Man Called Ahok, namun dirinya malah salah mengartikan tanda warna merah dan hijau yang membuatnya jadi di bully oleh warga net.
Saat mengunggah postingannya, Doni menuliskan caption : “Jumlah penonton (warna Hijau) beda jauh gitu *emoji tertawa. Bahkan ada yg kosong melompong *emoji tertawa,”
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:600px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3133381919"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:250px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3892123021"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
photo via : www.tribunnews.com
Sontak saja unggahan tersebut pribadi ramai diserbu dari netizen apa lagi kesalahan yang dilakukan oleh Doni Tersebut. Doni mengira kalau dingklik berwarna hijau berarti sudah terjual, sedangkan untk warna merah artinya amsih kosong. Padahal yang tolong-menolong yakni kebalikannya. Yakni warna hijau artinya masih kosong, sedangkan warna merah artinya sudah terisi. Berikut ini beberapa reaksi netizen mengenai kontroversi jumlah dingklik dari film Hanum & Rangga vs A Man Called Ahok
photo via : today.line.me
photo via : twitter.com/NurSyahbana9
photo via : tribunnews.com
Sumber http://blogunik.com