Media pembelajaran intinya mempunyai andil yang cukup besar dalam pengembangan dunia pendidikan di Indonesia. Namun, sayangnya penggunaan media dalam pembelajaran sering kali masih mengalami aneka macam kendala. Di samping itu, masih ada pula guru-guru yang enggan memakai media untuk menunjang tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal. Ada aneka macam alasan mengapa guru enggan memakai media pembelajaran.
![]() |
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran |
(Baca Pengertian Jenis dan Tingkatan Tema Dalam Penulisan)
(Baca PengertianAmanat dan Alur Cerita Dalam Sebuah Tulisan)
Pendapat di atas menyatakan sekurang -kurangnya ada tujuh alasan mengapa hingga ketika ini masih sejumlah guru yang enggan memakai media pembelajaran. Pertama, memakai media itu repot; kedua, media itu canggih dan mahal; ketiga, media itu hiburan sedangkan mencar ilmu itu serius; keempat, guru tidak terampil memakai media; kelima, tidak tersedia di sekolah, keenam; keenam, kurangnya penghargaan dari atasan, ketujuh kebiasaan menikmati ceramah atau bicara;. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang diperlukan, yaitu perubahan perilaku guru. Media mempunyai tugas penting dalam dunia pendidikan lantaran media pembelajaran mempunyai fungsi serta manfaat yang cukup banyak. Livie dan Lentz (dalam Hujair AH. Sanaky, 2009: 6) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Adapun Masing-masing fungsi tersebut sanggup dijelaskan berikut ini.
a) Fungsi afektif, artinya media visual sanggup terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika mencar ilmu membaca teks bergambar. Gambar atau lambang visual sanggup menggugah emosi dan perilaku pembelajar.
b) Fungsi kompensatoris, artinya media visual memperlihatkan konteks untuk memahami teks dalam menolong siswa yang lemah dalam bacaannya untuk sanggup mengorganisasikan informasi dalam teks tersebut untuk dpat mengingatnya kembali (review). Sedangkan berdasarkan Hujair AH. Sanaky (2009: 6) media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan cara:
- membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,
- membuat konsep aneh ke konsep konkret,
- menghadirkan objek dan objek yang langka,
- mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
- memberi kesamaan persepsi,
- menyajikan ulang informasi secara konsisten,
- Memberi suasana mencar ilmu yang tidak tertekan, santai, dan menarik, sehingga sanggup mencapai tujuan pembelajaran.
c) Fungsi atensi, berarti media visual merupakan inti, menarik, dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada materi asuh yang bekerjasama dengan makna visual (gambar) yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran tersebut.
d) Fungsi kognitif, artinya media visual mengungkapkan bahwa lambang visual mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar tersebut.
I Wayan Santyasa (2007: 4) menciptakan rincian fungsi media dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:
- Untuk Mengamati benda atau insiden yang sukar dikunjungi, baik lantaran jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang, dsb.
- Untuk Mendapatkan citra yang terang perihal benda atau objek-objek yang sulit diamati secara eksklusif disebabkan lantaran ukurannya yang mustahil diamati, baik lantaran terlalu lebar atau terlalu sempit.
- Untuk Menyaksikan benda yang ada atau insiden yang terjadi pada masa lampau.
- Untuk Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
- Untuk Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara eksklusif lantaran sukar ditangkap
- Untuk Mengamati dengan terang benda-benda yang gampang rusak atau sukar diawetkan. Dengan memakai model atau benda tiruan siswa sanggup memperoleh melihat dengan terang perihal anggota badan insan menyerupai paru-paru, jantung, alat pencernaan, dan lain-lain.
- Dengan gampang membandingkan sesuatu. Misalnya dengan pertolongan gambar, model atau foto penerima didik sendiri yang sanggup dengan gampang bagi mereka untuk membandingkan dua benda yang berbeda ukuran, sifat, warna, dan lain-lain.
- Untuk Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
- Untuk Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
- Untuk Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat.
- Untuk Mengamati gerakan-gerakan mesin atau alat yang sukar diamati secara langsung.
- Untuk Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang atau lama.
- Untuk Dapat mencar ilmu sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing masing.
- Untuk Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara serempak.
Media pengajaran memang mempunyai imbas yang besar terhadap proses mencar ilmu mengajar yang berlangsung dan tentunya akan mempengaruhi hasil mencar ilmu yang diperoleh siswa. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya media pengajaran dalam upaya meningkatkan keterampilan proses dan hasil pembelajaran. Di samping itu, Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 2) juga mengungkapkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses mencar ilmu siswa, antara lain sebagai berikut.
a) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal semata melalui penuturan kata-kata oleh pendidi, sehingga peerta tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam melaksanakan proses pembelajaran;
b) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar;
c) Siswa lebih banyak melaksanakan kegiatan pembelajaran, lantaran meraka tidak hanya mendengarkan uraian pendidik saja, akan tetapi mereka juga melaksanakan acara lain menyerupai melakukan, mengamati, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
d) Bahan pengajaran akan lebih terang maknanya sehingga sanggup menumbuhkan motivasi belajar;
Manfaat media pembelajaran berdasarkan Arief Sadiman, dkk. (2007: 17-18) yaitu sebagai berikut: (1) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera; (2) memperjelas penyajian pesan semoga tidak terlalu bersifat verbalistis; (3) media pendidikan mempunyai kemampuan dalam memperlihatkan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan mengakibatkan persepsi yang sama. Dan (4) penggunaan media pendidikan secara sempurna dan bervariasi sanggup mengatasi perilaku pasif anak didik; Sedangkan berdasarkan Hujair AH. Sanaky (2009: 5) manfaat media bagi pengajar dan pembelajar yaitu sebagai berikut.
a) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:
- Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
- Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik,
- Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran,
- Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik,
- Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran,
- Meningkatkan kualitas pengajaran.
- Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,
b) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajaran adlah sebagai berikut:
- Untuk Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar,
- Untuk Meningkatkan motivasi mencar ilmu pembelajar,
- Untuk Memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar,
- Untuk Memberikan dan meningkatkan variasi mencar ilmu pembelajar,
- Untuk Pembelajar sanggup memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran.
- Untuk Menciptakan kondisi dan situasi mencar ilmu tanpa tekanan
- Untuk Merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
Sedangkan berdasarkan Jeanne R. Steele and Jane D. Brown (dalam Kevin Maness, 2004: 47) berdasarkan pengamatannya menyampaikan bahwa “ Adolescents, like 4dukts, use media for a variety of purposes: to sort through cultural norms and values, to enhance their mood, , to emulate desired behaviors, to make statements about their identity, (e.g., imitating role models), and to fantasize about a possible (alternative) self ”. Pendapat tersebut kurang lebih bermakna bahwa remaja, menyerupai halnya orang remaja memakai media untuk bermacam macam tujuan, misalnya: untuk menambah semangat jiwa mereka, untuk mempersempit jarak norma dan nilai budaya, untuk menciptakan pernyataan perihal identitas mereka, untuk mempertahankan kebiasaan yang mereka inginkan (misalnya: mencontoh peranan seseorang), dan untuk mengkhayalkan sebuah kemungkinan (alternatif) perihal diri mereka sendiri.
Sumber http://www.pondok-belajar.com/
Buat lebih berguna, kongsi: